Lima Acara Keagamaan yang Jadi Klaster Besar Penularan Virus Corona

By Utomo Priyambodo, Kamis, 29 April 2021 | 11:45 WIB
Ritual mandi di Sungai Gangga oleh jutaan umat Hindu di India. (AFP/UTTAR PRADESH PR DEPT)

 

1. Ritual Umat Hindu di Sungai Gangga, India

Jutaan umat Hindu mandi di sungai Gangga, India, pada pertengahan April 2021 ini untuk berpartisipasi dalam salah satu ritual Kumbh Mela. Setelah itu, ratusan orang yang mendatangi ritual tersebut, termasuk sembilan pemuka agama, dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.

Pada Selasa, 13 April 2021, India melaporkan 184.372 kasus Covid-19 baru, lonjakan harian tertinggi di negara tersebut kala itu sebagaimana dilansir BBC. Banyak yang mengkritik pemerintah karena membiarkan ritual itu terus berlangsung di tengah pandemi yang mengamuk.

Baca Juga: Peneliti WHO Ungkap Bocoran Hasil Investigasi Asal-Usul Virus Corona

Umat Hindu di India percaya bahwa sungai Gangga itu suci, dan berenang ke dalam air akan membersihkan mereka dari dosa-dosa mereka dan membawa keselamatan. Namun kenyataannya malah banyak jemaah di sana yang akhirnya malah tertular virus corna.

Petugas yang memimpin pengujian Covid-19 ritual Kumbh Mela mengatakan kepada BBC bahwa dari lebih dari 20.000 sampel yang dikumpulkan di daerah tersebut pada Selasa, 110 di antaranya dinyatakan positif Covid-19. Pada Senin (12/4/2021), 184 orang yang mengikui ritual tersebut dinyatakan positif.

Arjun Sengar, petugas kesehatan di Kumbh Mela, mengatakan sebanyak sembilan pemuka agama juga dinyatakan positif Covid-19. Ketua Akhil Bharatiya Akhada Parishad (ABAP) Narendra Giri juga dinyatakan positif terinfeksi virus corona.

 

2. Acara Keagamaan Gereja Yesus Shincheonji di Korea Selatan

Pada 2020, sekte keagamaan Gereja Yesus Shincheonji membuat gempar dunia. Kegiatan di geraja tersebut diberitakan menjadi sumber terbesar penularan virus corona di Korea Selatan.

VOA memberitakan, lebih dari 5.200 virus corona di Korea Selatan terkait dengan gereja itu. Cabang gereja di kota Daegu itu muncul sebagai klaster terbesar setelah penularan memuncak pada akhir Februari.

Jaksa Korea Selatan kemudian menangkap dan menginterogasi Lee Man-hee, 88 tahun, ketua Gereja Yesus Shincheonji. Interogasi itu merupakan bagian dari penyelidikan terhadap tuduhan bahwa gereja itu telah menghalang-halangi respons pemerintah untuk memerangi penularan virus setelah ribuan jemaahnya terinfeksi pada Februari dan Maret.

Gereja itu diduga telah menyembunyikan data sebagian anggotanya. Mereka dianggap tidak melaporkan rincian perkumpulan dengan lengkap untuk mencegah karantina yang lebih luas.

Baca Juga: Satu Tahun Corona di Indonesia: Pandemi Ini Diprediksi Jadi Endemik

 

3. Acara Tablig Akbar di Masjid Sri Petaling, Malaysia

Pada 2020 lalu acara tablig akbar di Masjid Sri Petaling, Malaysia, juga berujung munculnya klaster besar virus corona Covid-19. Direktur Jenderal Kesehatan Kementerian Kesehatan Malaysia, Noor Hisham Abdullah, mengatakan bahwa dari 14.111 sampel pemeriksaan pertama pada klaster Masjid Sri Petaling, paling tidak ada 1.290 orang yang dinyatakan positif corona.

Beberapa hari kemudian Noor Hisham kemudian menyampaikan update terkait infeksi corona pada Jamaah Tabligh Sri Petaling tersebut. Dilansir Anadolu Agency, Hisham menjelaskan bahwa acara tersebut diikuti oleh Jamaah Tabligh dari berbagai negara, termasuk Indonesia.

Kasus-kasus dari klaster dan sub-klaster di bawahnya terdeteksi di tujuh negara bagian, yang meliputi 2.550 orang Malaysia dan 825 orang asing dari 28 negara.