Batu Hijau Kecil di Antartika Memberi Peringatan soal Masa Depan Bumi

By Utomo Priyambodo, Kamis, 6 Mei 2021 | 07:00 WIB
Batu hijau kecil yang ditemukan di lumpur laut dalam, jauh dari lepas pantai Antartika Barat. (Christine Siddoway)

"Kajian kami memastikan bahwa lapisan es dapat menghilang dengan cukup cepat dan dapat terbentuk kembali dengan cukup mudah," kata Profesor Siddoway.

"Kami membaca dari catatan yang sangat rinci bahwa ternyata lapisan es yang cukup besar sudah runtuh, khususnya di masa Pertengahan Pliosen," ujarnya lagi.

"Jika merujuk literatur terkini dari para pemodel iklim, kita mungkin sedang memasuki kondisi iklim pliosen. Dan jika pemanasan global terus berlangsung dalam kecepatan seperti sekarang, situasinya mungkin tidak akan berubah," paparnya.

Tidak ada yang memperkirakan lapisan es Antartika Barat akan runtuh dalam waktu dekat. Meski begitu, para ilmuwan yakin batu pasir kecil ini adalah peringatan atas kondisi yang pada akhirnya bisa kita ciptakan lagi jika krisis iklim tidak tertangani.

Apa yang dikhawatirkan para ilmuwan itu tampaknya masuk akal. Sebab, baru-baru ini gunung es seluas Pulau Bali dan seberat 1 triliun ton telah mencair hilang sepenuhnya.

Sebelumnya, gunung es yang dinamakan A68 itu telah patah dari Antartika Barat sejak Juli 2017 dan kemudian hanyut terbawa arus laut dan semakin hancur berkeping-keping hingga akhirnya mencair seluruhnya pada April 2021 ini. Gunung es itu mula-mula retak dan akhirnya patah akibat pemanasan dalam lapisan es Antartika tersebut.