Pengetahuan soal Cuaca dan Iklim Didapat, Hasil Tani Kedelai Meningkat

By Utomo Priyambodo, Kamis, 6 Mei 2021 | 15:00 WIB
Seorang perajin tempe mengaduk kedelai dalam proses peragian. (Zika Zakiya)

SLI sendiri merupakan program pelatihan yang digelar BMKG sejak 2011. BMKG berharap SLI dapat mendorong para petani agar semakin melek teknologi dan ilmu keikliman sehingga bisa meningkatkan produktivitas hasil pertanian.

Dwikorita mewanti-wanti, kini sedang terjadi perubahan iklim di berbagai negara, termasuk karena pemanasan global. "Biasanya dingin jadi panas. Gurun Sahara yang biasa panas, tiba-tiba turun salju. Gunung Kidul yang biasa panas tiba-tiba hujan es. Iklim ini kebolak balik kacau... Dulu ada ilmu "titen", sekarang berubah. Di situlah kita perlu membaca iklim dengan peralatan," tegasnya.

SLI yang diikuti Mijo merupakan SLI yang digelar di Lahan Kelompok Tani Karangrejo. Lahan kelompok ini memiliki potensi tanaman kedelai tumpangsari dengan tanaman kayu putih.

Selama pelatihan, terdapat 35 orang peserta yang terdiri dari 32 anggota kelompok tani Karangrejo, 2 PPL, 1 POPT di lingkup Padukuhan Sawahan 2, Kelurahan Bleberan, Kepanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul, dengan rincian Laki-laki 20 orang dan perempuan, 15 orang.

Baca Juga: Wabah Tikus Serang Queensland Australia, Petani Rugi dan Hotel Tutup

 

Berdasarkan hasil pengamatan Stasiun Klimatologi Sleman, pelaksanaan SLI Operasional di Padukuhan Sawahan 2 itu telah berdampak pada perubahan pemahamanan mengenai pola tanam dan cuaca. Hasilnya, terjadi peningkatan panen kedelai sebesar 9 persen di wilayah tersebut bila dibanding tahun sebelumnya.

Panen kedelai tahun 2020 mencapai 1,4 ton per hektare dengan harga rata-rata Rp7 ribu per kilogram sehingga pendapatan 1 hektare sebesar Rp9.800.000. Tahun 2021 produktivitas panen mencapai 1,525 ton per hektare dengan harga jual Rp9.500 per kilogram sehingga pendapatan 1 hektare adalah sekitar Rp14.487.500. Berkat hasil produktivitas dan harga jual yang meningkat ini, petani dapat meraup untung sebesar Rp4.687.500 per hektare.

Wakil Bupati Gunung Kidul Heri Susanto berharap hasil produksi kedelai di kabupatennya dapat terus meningkat. Menurut dia, sebanyak 2 ribu ton kedelai di Gunung Kidul bisa dipakai untuk mensubsidi kebutuhan benih nasional.

Heri optimistis kedelai akan terus dibutuhkan masyarakat Indonesia menilik komoditas tersebut menjadi kebutuhan pangan warga. Ia mencontohkan, tempe dan tahu adalah makanan sehari-hari masyarakat Indonesia yang berbahan kedelai.

"Kedelai memang dibutuhkan, menilik itu sebagai sumber protein yang bagus, sesuai kultur Indonesia, maka saya pikir ini produk kedelai akan tetap digunakan," ujarnya.