Mencairnya Gletser Singkap Gua Penampungan Perang Dunia dan Artefaknya

By Utomo Priyambodo, Kamis, 6 Mei 2021 | 14:00 WIB
Artefak lentera yang ditemukan di dalam gua di Gunung Scorluzzo. (White War Museum)

Nationalgeographic.co.id—Mencairnya sebuah gletser di Italia utara telah menyingkap keberadaan gua yang sempat jadi tempat penampungan tentara-tentara Perang Dunia I. Para peneliti kemudian menemukan harta karun artefak-artefak Perang Dunia I di gua penampungan tersebut berkat pencairan gletser.

Selama perang, gua itu diketahui sempat menampung 20 tentara Austria yang ditempatkan di Gunung Scorluzzo di bagian depan Alpine. Menurut sejarawan Stefano Morosini, gua ini terletak dekat Stelvio Pass yang terkenal.

Selama ini orang-orang sudah tahu bahwa tempat persembunyian tentara itu ada. Namun, para peneliti hanya bisa memasukinya pada 2017 saat gletser di sekitarnya telah mencair, ujar Morosini yang merupakan koordinator ilmiah proyek warisan sejarah (heritage project) di Taman Nasional Stelvio (Stelvio National Park) dan mengajar di University of Bergamo.

Di dalam gua itu para peneliti menemukan banyak barang. Beberapa di antaranya adalah makanan, piring, dan jaket yang terbuat dari kulit binatang, rinci Morosini.

Baca Juga: Naskah Kuno Alkitab dan Mumi Anak Kecil Ditemukan di Gua Horor Israel

Gua penampungan para tentara Austria pada masa Perang Dunia I di Italia. Baru bisa dimasuki para peneliti setelah es di dalamnya mencair. (White War Museum)

Artefak-artefak tersebut menggambarkan "kehidupan sehari-hari yang sangat buruk" para tentara yang harus menghadapi "kondisi lingkungan yang ekstrem," kata Morosini. Suhu musim dingin di lingkungan sekitar gua tersebut bisa turun hingga minus 40 derajat Celsius, tambahnya.

Angka itu juga setara dengan minus 40 derajat Fahrenheit. Suhu serendah itu telah melewati titik beku air dan merupakan suhu yang ekstrem bagi manusia normal pada umumnya.

Gletser Stelvio di Gunung Scorluzzo. (White War Museum)

"Tentara-tentara itu tidak hanya harus berjuang melawan lingkungan yang ekstrem, berperang melawan salju atau longsoran salju, tetapi juga harus berperang melawan musuh," ujar Morosini, seperti dilansir CNN.

"Artefak-artefak itu adalah representasi, seperti mesin waktu, dari ... kondisi ekstrem kehidupan selama Perang Dunia Pertama," tuturnya. Ia juga menambahkan bahwa semakin banyak barang yang ditemukan di daerah itu setiap musim panas tiba dan setiap lapisan es gletser mencair.

"Ini semacam museum terbuka," ucap Morosini. Dia juga menceritakan bahwa lima tahun lalu mayat dua tentara ditemukan, bersama dengan dokumen-dokumen yang memungkinkan mereka untuk diidentifikasi. Setelah identitas dua tentara itu berhasil diidentifikasi, jenazah-jenazah mereka kemudian diserahkan kepada pihak keluarga mereka.

Artefak-artefak dari gua penampungan itu kini sedang dilestarikan dan akan menjadi bagian dari koleksi di sebuah museum yang didedikasikan untuk Perang Dunia I di Kota Bormio di Italia utara, papar Morosini. Museum tersebut akan dibuka pada akhir 2022 nanti.

Baca Juga: Rumah Tertua dalam Sejarah Manusia Ditemukan, Usianya Dua Juta Tahun

Botol-botol dan kaleng-kaleng merupakan beberapa aftefak peninggalan Perang Dunia I yang ada di gua di Gunung Scorluzzo. (White War Museum)

Menurut pernyataan dari White War Museum yang terletak di Adamello, Italia utara, gua penampungan itu diduduki pada hari-hari pertama perang oleh pasukan Austria, yang membuatnya sama sekali tidak terlihat dari pihak Italia atau dari pemantauan udara.

Gua penampungan itu berada di ketinggian 3.094 meter atau sekitar 10.151 kaki, tepat di bawah puncak Gunung Scorluzzo. Upaya penggalian di gua tersebut telah dilakukan setiap Juli dan Agustus sejak 2017 demi menghilangkan sekitar 60 meter kubik es dari dalam gua tersebut.

Gua Penampungan Perang Dunia I yang tersingkap oleh mencairnya gletser di Italia. (White War Museum)

Setidaknya sebanyak 300 benda telah ditemukan di dalam gua tersebut. Beberapa benda tersebut adalah kasur jerami, koin, helm, amunisi, dan koran.

"Penemuan di dalam gua di Gunung Scorluzzo itu memberi kita, setelah lebih dari seratus tahun, sepotong kehidupan di lebih dari 3.000 meter di atas permukaan laut, di mana waktu berhenti pada 3 November 1918 ketika tentara-tentara Austria terakhir menutup gua tersebut dan bergegas menuruni bukit," kata White War Museum dalam pernyataan resminya untuk pers.