Cek Kotoran Pertama Bayi Anda untuk Tahu Apakah Dia Punya Alergi

By Utomo Priyambodo, Minggu, 16 Mei 2021 | 07:00 WIB
Sains terbaru, salah satu cara untuk mengetahui apakah bayi anda memiliki alergi atau tidak adalah dengan mengecek kotoran pertama atau mekoniumnya setelah lahir. (Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id—Salah satu cara untuk mengetahui apakah bayi anda memiliki alergi atau tidak adalah dengan mengecek kotoran pertamanya setelah lahir. Kotoran pertama bayi ini disebut juga sebagai mekonium.

Kotoran pertama bayi ini mungkin bukanlah sesuatu yang kebanyakan orang ingin lihat terlalu dekat. Namun, dalam material berwarna hijau tua yang seperti tar ini terkandung beberapa molekul zat yang bisa dianalisis untuk menentukan adanya alergi atau tidak dalam tubuh seorang bayi.

Mekonium ini mengandung cairan ketuban yang tertelan, sel-sel kulit, dan rambut-rambut halus dari kehidupan di dalam rahim. Pada tingkat mikroskopis, mekonium juga menjadi bahan awal untuk mengembangkan mikrobioma dan sistem kekebalan kita.

Jika campuran molekul yang kaya dan seimbang tidak ditemukan dalam kotoran pertama seorang bayi, para peneliti sekarang berpikir hal itu dapat menghambat kolonisasi bakteri baik di usus bayi tersebut. Hal itu akan menempatkan si bayi pada risiko terbentuknya alergi, seperti asma atau eksim, pada tubuh mereka di kemudian hari.

Dalam studi sains terbaru yang laporannya telah terbit di jurnal Cell Reports Medicine ini, para peneliti menganalisis 100 sampel mekonium yang diambil sebagai bagian dari CHILD Cohort Study, sebuah proyek penelitian longitudinal yang jauh lebih besar dan berkelanjutan tentang kesehatan anak. Mereka kemudian membandingkan sampel-sampel yang mewakili itu dengan tes alergi yang dilakukan terhadap bayi-bayi pada usia satu tahun.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bayi-bayi yang telah mengembangkan kepekaan alergi, pada saat itu memiliki metabolisme yang kurang beragam pada kotoran pertama mereka.

"Kami menemukan bahwa keragaman yang berkurang terutama terdeteksi pada jumlah asam amino, vitamin, dan senyawa tanaman yang berbeda," jelas Charisse Petersen, peneliti yang mempelajari mikrobioma awal di University of British Columbia di Kanada, dilansir Science Alert.

Kelompok molekul ini diketahui memberi makan mikrobioma yang sedang tumbuh, yang mulai terbentuk ketika seorang anak memasuki dunia dan mikroba mulai menjajah usus mereka. Kehadiran penyerang baru ini juga memungkinkan sistem kekebalan untuk mempelajari apa yang sebenarnya menimbulkan bahaya.

Baca Juga: Seorang Perempuan Muda Mali Melahirkan Sembilan Bayi Kembar di Maroko

Beberapa peneliti bahkan menyarankan untuk menggunakan transplantasi kotoran untuk menyeimbangkan kembali isi perut bayi yang lahir melalui operasi caesar. (thinkstockphoto)

"Mikroba-mikroba baru ditoleransi dan dibiarkan menjajah kita, dan mereka, pada gilirannya, mengajari sel-sel kekebalan kita untuk tidak bereaksi berlebihan terhadap sinyal-sinyal jinak," kata Petersen.

"Sayangnya, kami berpikir bahwa beberapa bayi tidak dijajah dengan cukup bakteri menguntungkan ini untuk melatih sel kekebalan mereka."

Ukuran sampel dalam studi ini masih kecil. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk memverifikasi hasil di antara kelompok yang lebih beragam.

Namun, jika hipotesis dan analisis dari studi terbaru ini terbukti benar secara universal, itu berarti kita dapat mulai menggunakan kotoran pertama anak untuk memprediksi risiko mereka memiliki alergi.

Mekonium mulai terbentuk dalam janin hanya dalam usia 16 minggu. Itu artinya susunan jenis kotoran ini dipengaruhi oleh apa pun yang ditemui janin sejak saat itu.

Baca Juga: Unik, Bayi Laki-Laki dari Irak Ini Terlahir dengan Tiga Penis

 

Dengan demikian, para penulis studi memutuskan untuk mengumpulkan sejumlah besar data dari calon orang tua, untuk melihat apakah mereka dapat mengetahui apa yang mungkin mempengaruhi keragaman metabolit pada kotoran pertama anak mereka.

Tim tersebut juga sedang mempertimbangkan segalanya mulai dari paparan antibiotik selama kehamilan, riwayat alergi keluarga, cara anak dilahirkan (melalui vagina atau melalui operasi caesar), dan riwayat ibu yang merokok. Namun pada akhirnya, tidak ada dari faktor-faktor ini yang dapat menjelaskan hasil studi mereka.

Jika kita dapat mengidentifikasi lebih jauh metabolit utama yang hilang, kita bahkan dapat mulai memberikan suplemen untuk meningkatkan respons imun yang sehat pada anak yang baru lahir.

Beberapa peneliti bahkan menyarankan untuk menggunakan transplantasi kotoran untuk menyeimbangkan kembali isi perut bayi yang lahir melalui operasi caesar, meskipun saat ini tetap menjadi ide yang radikal.

Baca Juga: Kenali 5 Sumber Alergen di Dalam Rumah Anda untuk Bisa Hindari Alergi

Untuk meningkatkan kesehatan usus anak, penelitian Petersen merekomendasikan untuk menghindari resep antibiotik yang tidak perlu, mengizinkan anak-anak bermain di luar ruangan, mengurangi penggunaan disinfektan, dan mempromosikan kelahiran normal. (Thinkstock)

 

 

"Saya ingin melihat lebih banyak studi mekanistik yang mencoba memahami dengan tepat metabolit mana yang paling membantu untuk mendukung mikrobiota bayi dan sistem kekebalan," kata Petersen.

"Di dalam sebuah dunia yang sempurna, kami akhirnya akan memastikan bahwa ini dimasukkan ke dalam menu makanan sehat atau suplemen vitamin selama kehamilan."

Penelitian lebih lanjut telah dimulai untuk meneliti bagaimana pola makan selama kehamilan dapat berperan. "Sebagai seorang ibu baru, saya awalnya ragu-ragu untuk memberi penekanan (soal pola makan ini) pada para wanita hamil atau para ibu (kami sangat mengkhawatirkan hal itu!)," Kata Petersen.

"Tapi ketika sampai pada peningkatan jumlah metabolit dalam mekonium bayi baru lahir, banyak wanita hamil kemungkinan besar sudah melakukan (pola makan sehat) ini tanpa menyadarinya."

Untuk meningkatkan kesehatan usus anak, Petersen merekomendasikan untuk menghindari resep antibiotik yang tidak perlu, mengizinkan anak-anak bermain di luar ruangan, mengurangi penggunaan disinfektan, dan mempromosikan kelahiran normal dan menyusui jika memungkinkan.