Pada tahun 1965 Angus memiliki berat 207 kilogram (sekitar 456 pon), yang menyebabkan ia mengalami banyak masalah medis. Di usia muda 27 tahun, Angus sudah menemukan tanda-tanda yang jelas dari masalah kesehatan yang bisa saja mengakhiri hidupnya lebih cepat daripada yang ia harapkan.
Inilah sebabnya mengapa Angus Barbieri mengambil keputusan drastis untuk menurunkan berat badan dengan caranya sendiri, yakni dengan tidak makan selama lebih dari setahun. Dia memiliki satu aturan: minta petugas medis memeriksanya setiap hari untuk memastikan bahwa kelaparan yang ia rasakan tidak akan memengaruhi kesehatan atau kesegeran tubuhnya.
Baca Juga: Sepuluh Kota dengan Durasi Puasa Ramadan Terlama dan Tersingkat
Dikutip dari History of Yesterday, awalnya Angus hanya berencana untuk tidak makan selama 40 hari berturut-turut. Ternyata proses puasa makan itu ia jalani dengan mudah. Bahkan, ia merasa puasa makan selama 40 hari itu lebih mudah dari yang dia kira.
Karena ukuran tubuhnya yang besar dan risiko kesehatan yang ditimbulkannya, dia muak dengan makanan dan makan secara umum. Setelah 40 hari kelaparan, petugas medis memeriksa bagaimana tubuh Angus merespons proses kelaparan.
Yang mengejutkan, tubuh Angus merespons dengan sangat baik. Bahkan begitu baik sehingga Angus kemudian memutuskan untuk terus puasa makan selama dia bisa. Atau, dengan kata lain, ia akan puasa makan selama tubuhnya masih bisa mengatasi rasa lapar itu.
Satu-satunya yang dikonsumsi Angus saat puasa makan adalah air, kopi, teh, dan soda. Tim tenaga medisnya juga meresepkan suplemen vitamin dosis tinggi. Vitamin ini sangat penting untuk menjaga fungsi organ-organ dalam tubuhnya saat tidak ada makanan. Kemudian, para petugas medis memasukkan ragi dosis tinggi utuk menjaga kesehatan sistem pencernaannya.
Baca Juga: Eskperimen Ekstrem: 15 Orang Mengisolasi Diri di Gua Selama 40 Hari