Kisah Angus Barbieri, Pria yang Menjalani Puasa Makan Selama 382 Hari

By Utomo Priyambodo, Kamis, 13 Mei 2021 | 08:00 WIB
Perubahan tubuh Angus Barbieri, sebelum dan setelah menjalani puasa makan selama 382 Hari (The Evening Telegraph)

Nationalgeographic.co.id—Bagi umat Islam, Hari Raya Idulfitri atau Lebaran adalah tanda berakhirnya puasa Ramadan selama sebulan penuh. Bagi sebagian orang, puasa yang dijalani selama sekitar 30 hari ini mungkin terasa ringan dan sebentar. Namun bagi sebagian orang lainnya mungkin terasa berat dan lama.

Bagi Angus Barbieri, puasa selama 30 hari itu mungkin tidak ada apa-apanya. Sebab, ia pernah menjalani puasa makan jauh lebih lama, yakni selama setahun lebih, tepatnya 382 hari.

Angus Barbieri adalah pria yang dikenal untuk salah satu kasus penurunan berat badan paling ekstrem melalui puasa makan. Cara menurunkan berat badan melalui kelaparan yang benar-benar berhasil.

Pada tahun 1965 Angus memiliki berat 207 kilogram (sekitar 456 pon), yang menyebabkan ia mengalami banyak masalah medis. Di usia muda 27 tahun, Angus sudah menemukan tanda-tanda yang jelas dari masalah kesehatan yang bisa saja mengakhiri hidupnya lebih cepat daripada yang ia harapkan.

Inilah sebabnya mengapa Angus Barbieri mengambil keputusan drastis untuk menurunkan berat badan dengan caranya sendiri, yakni dengan tidak makan selama lebih dari setahun. Dia memiliki satu aturan: minta petugas medis memeriksanya setiap hari untuk memastikan bahwa kelaparan yang ia rasakan tidak akan memengaruhi kesehatan atau kesegeran tubuhnya.

Baca Juga: Sepuluh Kota dengan Durasi Puasa Ramadan Terlama dan Tersingkat

Dikutip dari History of Yesterday, awalnya Angus hanya berencana untuk tidak makan selama 40 hari berturut-turut. Ternyata proses puasa makan itu ia jalani dengan mudah. Bahkan, ia merasa puasa makan selama 40 hari itu lebih mudah dari yang dia kira.

Karena ukuran tubuhnya yang besar dan risiko kesehatan yang ditimbulkannya, dia muak dengan makanan dan makan secara umum. Setelah 40 hari kelaparan, petugas medis memeriksa bagaimana tubuh Angus merespons proses kelaparan.

Yang mengejutkan, tubuh Angus merespons dengan sangat baik. Bahkan begitu baik sehingga Angus kemudian memutuskan untuk terus puasa makan selama dia bisa. Atau, dengan kata lain, ia akan puasa makan selama tubuhnya masih bisa mengatasi rasa lapar itu.

Satu-satunya yang dikonsumsi Angus saat puasa makan adalah air, kopi, teh, dan soda. Tim tenaga medisnya juga meresepkan suplemen vitamin dosis tinggi. Vitamin ini sangat penting untuk menjaga fungsi organ-organ dalam tubuhnya saat tidak ada makanan. Kemudian, para petugas medis memasukkan ragi dosis tinggi utuk menjaga kesehatan sistem pencernaannya.

Baca Juga: Eskperimen Ekstrem: 15 Orang Mengisolasi Diri di Gua Selama 40 Hari

Pada hari ke-92, para petugas medis meresepkan tablet kalium karena kadar kalium dalam tubuh Angus semakin rendah. Biasanya, kita mendapat kalium dari garam, tetapi karena Angus tidak mengonsumsi makanan, tidak ada garam, dan karenanya tidak ada kalium. Kalium sangat penting bagi tubuh manusia. Maka setelah puasa yang ia jalani berakhir, Angus diminta untuk segera makan garam dalam jumlah tinggi dalam waktu yang singkat untuk menaikkan kembali kadar kalium dalam tubuhnya.

Kadar glukosa Angus yang rendah juga sempat mengkhawatirkan para petugas medis meskipun itu adalah respons normal terhadap kondisi lapar. Namun secara keseluruhan, para petugas medis tercengang melihat seberapa baik respons dan proses dalam tubuh Angus. Biasanya, selama kelaparan, tubuh akan menghadapi banyak masalah dan organ-organ akan mulai rusak.

Setelah 382 hari tanpa makanan apapun, Angus Barbieri kehilangan berat badan sebanyak 125 kilogram, mencapai berat sehat 82 kilogram, mendekati berat sasarannya. Menurut Angus, dia tidak pernah merasa lebih baik dalam hidupnya.

Baca Juga: Ahwang, Biksu Paling Penyendiri Sejagad di Kuil Tengah Danau Tibet

Yang lebih mengherankan, Angus mempertahankan berat badan ini, kurang lebih selama sisa hidupnya, meskipun ia hanya hidup sampai usia 51 tahun. Saat kematiannya, ia hanya menambah 7 kilogram dari angka berat badannya yang tercatat sesaat setelah ia berpuasa makan selama 382 hari tersebut.

Penurunan berat badan Angus karena kelaparan akibat puasa makan ini kemudian dicatat menjadi rekor dunia pada tahun 1971. Namun, karena pola makan seperti itu dapat memiliki implikasi kesehatan yang mengerikan, Guinness Book of Records berhenti memasukkan rekor ini pada tahun 2016.

Angus Barbieri meninggal pada 7 September 1990. Banyak orang mengira kematiannya wajar, tapi ada juga yang menduga dia meninggal karena gangguan-gangguan kesehatan tertentu.