Sains Memaafkan, Belajar Memberi Maaf Baik bagi Fisik dan Mental

By Utomo Priyambodo, Kamis, 13 Mei 2021 | 07:00 WIB
Dalam hidup, kita bisa menyimpan banyak amarah dan kebencian. Namun, perasaan ini hanya menawarkan luka. Saling memaafkan adalah kunci sisi psikologisnya. (Alexas_Fotos/Pixabay)

Penemuan seperti itu digemakan juga dalam karya studi Luskin selanjutnya. Sebagai bagian dari Stanford University Forgiveness Project yang bekerja dengan orang-orang dewasa antara usia 25 dan 50 tahun, pelatihan pemaafan juga ditemukan bisa mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

Baru-baru ini, sebagai bagian dari Northern Ireland HOPE Project, Luskin bekerja dengan keluarga yang orang-orang yang dicintainya dibunuh selama masa pergolakan politik di Irlandia Utara. Orang-orang yang mereka cintai sering kali ditembak tanpa alasan jelas selain pendidikan agama atau politik mereka. Dalam kelompok ini ada para wanita yang putranya terbunuh secara tragis.

Baca Juga: Mengapa Kita Mudah Memaafkan Saat Lebaran tapi Tidak di Waktu Lain?

Bertahun-tahun setelah kematian putra mereka, para wanita itu menderita rasa sakit dan kemarahan yang luar biasa. Mereka juga merasa bahwa proses penyembuhan luka perasaan mereka sebagian besar diabaikan.

Pelatihan pemaafan yang ditawarkan oleh tim di Stanford memiliki hasil yang luar biasa dan mengubah hidup mereka. Pada saat kedatangan, para wanita tersebut rata-rata mendapatkan skor luka 8,5 dari 10. Pada saat mereka pergi, luka yang mereka laporkan sendiri telah berkurang menjadi 3,5. Selain itu, dalam jangka panjang, para wanita tersebut juga melaporkan lebih sedikit perasaan depresi dan meningkatnya optimisme mereka.

Sebelumnya hari mereka diliputi secara penuh oleh amarah, sakit hati, dan kesedihan. Kini, mereka tetap berduka untuk orang-orang yang mereka cintai, tetapi dengan ukuran pemaafan dan kemampuan untuk mengatasinya.

Dalai Lama pernah berkata, "Jika saya mengembangkan perasaan buruk terhadap mereka yang membuat saya menderita, ini hanya akan menghancurkan ketenangan pikiran saya sendiri. Tetapi jika saya memaafkan, pikiran saya menjadi tenang."

Riset lain juga menemukan kekuatan dari memaafkan. Kekuatan pemaafan, meski terkadang sangat sulit, dapat mengubah hidup dan menguatkan hidup (McCullough, Root, Tabak, & Van Oyen Witvliet, 2020).

Studi lainnya mengungkapkan bahwa belajar memaafkan sangat penting untuk kesejahteraan mental dan fisik kita. Meningkatkan emosi positif, sekaligus mengurangi emosi negatif seperti menyalahkan dan marah, menguntungkan kesehatan kardiovaskular kita dan mengurangi kesehatan yang buruk (Tennen & Affleck, 1990; Miller, Smith, Turner, Guijarro, & Hallet, 1996).

Penelitian lainnya yang berfokus secara khusus pada hubungan antara pemaafan dan manfaat kesehatan menemukan bahwa bahkan berpikir tentang memaafkan pelaku meningkatkan sistem kardiovaskular dan saraf orang (Van Oyen Witvliet, Ludwig, & Laan, 2001).

Pemaafan sangat penting untuk masyarakat yang berfungsi penuh dan memiliki manfaat pribadi yang cukup besar. Hal ini akan meningkatkan potensi kita untuk menjalin hubungan dengan orang lain dan memiliki pandangan hidup yang lebih positif dan lebih bahagia.