Matahari Semakin Berbadai, Akan Mencapai Puncak untuk Gerhana Total

By Fikri Muhammad, Senin, 17 Mei 2021 | 21:14 WIB
Pesawat luar angkasa ESA Solar Orbiter mengambil gambar matahari ini dalam ultraviolet ekstrim pada tanggal 30 Mei 2020. Gambar dalam panjang gelombang ini membantu mengungkap atmosfer bagian atas matahari, atau korona, yang bersuhu satu juta derajat. (FOTO OLEH SOLAR ORBITER/EUI TEAM/ ESA & NASA; CSL, IAS, MPS, PMOD/WRC, ROB, UCL/MSSL)

Pada Desember 2019. para ilmuwan mencatat jumlah bintik matahari minimum. Pengamatan itu menandai akhir dari siklus 24. 

Berdasarkan seberapa cepat bintik-bintik itu mulai muncul kembali, tampaknya siklus 25 akan memiliki intensitas yang sama dengan ketenangan relatif pada siklus 24.

Namun, ahli siklus matahari lainnya mencapai kesimpulan yang sangat berbeda. Siklus 35 bisa menjadi salah satu yang terkuat sejak pencatatan dimulai pada 1755. 

Alih-alih menghitung bintik matahari, Robert Leamon daru Universitas Maryland, Baltimore County dan kolaboratornya mendasarkan prediksi mereka pada sesuatu yang mereka sebut terminator, atau titik ketika semua aktivitas magnetis dari siklus matahari sebelumnya lenyap.

Bintik matahari umumnya melacak transisi itu, tetapi terminator sebenarnya cenderung tertinggal di belakang bintik matahari minimum antara 12 dan 18 bulan.

Dengan merencanakan peristiwa terminator selama 270 tahun, Leamon dan rekan-rekannya menemukan bahwa waktu antara termintaro terkait erat dengan kekuatan siklus berikutnya, dengan celah yang lebih pendek menandakan akticvitas yang lebih kuat.

Dan itulah situasi yang kita hadapi sekarang kata Leamon. Di mana jarak antara terminator pendek dan aktivitas magnetis dari siklus 25 kemungkinan akan mengambil alih dalam beberapa bulan mendatang. 

"Kami sudah dekat," kata Leamon kepada National Geographic. "saat itulah kita akan melihat lompatan besar dalam aktivitas."