Sains Terbaru, Perubahan Iklim Ubah Sumbu Bumi & Menipiskan Stratosfer

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Selasa, 18 Mei 2021 | 11:00 WIB
Pencairan es sebagai dampak memanasnya Bumi akibat perubahan iklim. (Zika Zakiya)

Juan Antonio Añel, salah satu peneliti dari University of Vigo menyebut penysutan ini adalah sinyal telak untuk kondisi darurat iklim, dan pengaruh besar akibat aktivitas manusia selama ini.

"Ini mengejutkan. Ini membuktikan kita mengacaukan atmosfer hingga 60 kilometer," katanya, dikutip dari The Guardian.

Kemudian studi ini berhasil mengungkap, dan menunjukkan kontraksi ini sudah terjadi di seluruh dunia sejak 1980-an, berdasarkan data satelit yang dikumpulkan.

Hasil studi yang mereka temukan justru karena karbon dioksida yang makin marak dan menyerang konstraksi stratosfer yang semestinya stabil--bukan karena ozon yang menipis.

Baca Juga: Ketika Sedotan Metal Bukan Solusi Bijak Atasi Kerusakan Lingkungan

Berbeda dengan penelitian terdahulu yang juga menjadi acuan hipotesis studi ini. Penelitian sebelumnya beranggapan lapisan ozon yang menyerap sinar UV matahari menyusut. Penyusutan ozon ini kemudian mempengaruhi lapisan stratosfer. Singkatnya, semakin sedikit ozon, berarti lebih sedikit pemanasan yang ada di stratosfer.

Pengamatan yang dilakukan Añel dan timnya ini lewat satelit yang mengambil gambar stratosfer sejak 1980-an. Kemudian digabungkan dengan beberapa model iklim yang mencakup interkasi kimia yang berada di atmosfer.

"Ini bisa mempengarhui lintasan satelit, kehidupan di orbit, dan gelombang radio," tulis mereka dalam laporan. "Dan akhirnya kinerja kesuluruhan Global Positioning System (GPS) dan sistem nivagasi berbasis ruang lainnya."

Baca Juga: Penemuan Mengejutkan, Amazon Sudah Jadi Sumber Pencemar Udara di Dunia