Untold Flores: Ritual Adak Pua Kopi di Colol Manggarai Timur

By National Geographic Indonesia, Rabu, 12 Mei 2021 | 04:00 WIB
Ayam jantan yang telah disembelih dibersihkan bulunya sebelum di belah dadanya dan diambil organ dalamnya untuk Totok Urat. (FERI LATIEF)

Tradisi sudah dilakukan turun menurun dengan tujuan untuk berterimakasih kepada ruh-ruh luluhur yang telah membuka desa ini, menanam dan mewariskan kebun kopi juga kepada wujud tertinggi yang menjaga kebun mereka sehingga bisa dipanen.

Orang Manggarai sudah mengenal wujud tertinggi yang disebut Mori Jari agu Dedek jauh sebelum agama-agama semit masuk dan mengenalkan tuhan dalam persfektif dan bahasa semit. Tak heran ada perusahaan kopi terkenal di Manggarai menggunakan kata Golomori sebagai brandnya. Golo artinya gunung sementara Mori artinya Tuhan dalam konteks Manggarai.

Saat Tapa Kolo atau nasi bambu telah matang, maka keluarga besar Mensi pun membawa beberapa ruas nasi bambu menjejaki bukit menuju kebun kopi.

Desa Colol terletak di Lembah Colol, perkebunan kopi pertama di Manggarai yang dicanangkan oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1920-an. Colol berada di ketinggian 1200-1600 mdpl. Dari sinilah kemudian tanaman kopi menyebar ke seluruh Manggarai, Flores. Ada enam desa penghasil kopi di lembah tersebut.

Baca Juga: Studi Terbaru Coba Ungkap Identitas Manusia Hobbit dari Flores

Tapa Kolo atau nasi bambu disiapkan jadi bagian ritual dan tetua adat Mikael Human memegang ayam jantan yang akan didoakan. (FERI LATIEF)

 

Colol penghasil kopi legendaris: Kopi Juria! Yang tidak ditemukan di daerah lain. Kopi Juria sudah berumur 100 tahun lebih. Karena sudah berumur tua maka pohonnya pun menjulang tinggi. Memanen buahnya harus menggunakan cagak bambu yang dibentangkan dari pohon ke pohon sebagai jembatan. Karena pohonnya sudah tua pula maka hasilnya panennya p[un sedikit, membuat kopi ini semakin sudah didapat dan mahal nharganya.

Selain itu lembah Colol penghasil kopi Yellow Caturra yang buahnya berwarna kuning jika sudah matang. Ini juga termasuk kopi yang langka. Juria dan Yellow Caturra termasuk jenis kopi Arabika.

Khusus untuk Desa Colol, terdapat 600 kepala keluarga (KK) yang 75% nya atau 450 KK dalah petani kopi. Menurut Yoseph Janu, Ketua Masyarakat Perlindungan Indikasi Grafis (MPIG) Kopi Arabika Flores Manggarai, pada tahun 2020 yang lalu tercatat 74 orang petani kopi anggotanya menghasilkan 21 ton kopi untuk semua varietas. Kalau itu dijadikan acuan maka 450 KK menghasilkan kopi lebih dari 127 ton pertahun!

Baca Juga: Labuan Bajo Tak Hanya Komodo, Ada Aroma Juria Mengguncang Dunia

Keluarga besar Mensi membuat Tapa Kolo atau nasi bambu sebagai syarat ritual. (FERI LATIEF)