Mengungkap Identitas Orang-Orang yang Membangun Piramida Mesir Kuno

By Utomo Priyambodo, Selasa, 18 Mei 2021 | 14:00 WIB
Pada awalnya piramida berlapis batu kapur putih cemerlang, sehingga berkilauan saat ditempa surya di Gurun Sahara. (sculpies)

 

Di masa lalu, para ahli peradaban Mesir Kuno berteori bahwa para pembuat piramida sebagian besar terdiri dari pekerja pertanian musiman yang telah mencapai titik di mana hanya ada sedikit pekerjaan pertanian yang harus dilakukan. Namun, masih harus dicek apakah ini benar.

Papirus-papirus yang merinci sejarah piramida masih dalam proses diuraikan dan dianalisis oleh para peneliti, tetapi hasilnya menunjukkan bahwa geng yang dipimpin oleh Merer melakukan lebih dari sekadar membantu pembangunan piramida. Para pekerja ini tampaknya telah melakukan perjalanan di sebagian besar Mesir, mungkin hingga Gurun Sinai, melaksanakan berbagai proyek konstruksi dan tugas yang telah diberikan kepada mereka.

Ini menimbulkan pertanyaan apakah mereka adalah bagian dari tenaga profesional yang lebih permanen daripada sekelompok pekerja pertanian musiman yang akan kembali ke ladang mereka.

Menurut papirus-papirus tersebut, para pekerja diberi makanan yang mencakup kurma, sayuran, unggas, dan daging, kata Pierre Tallet, seorang profesor Egiptologi di Paris-Sorbonne University yang sedang menguraikan arti tulisan dalam papirus-papirus tersebut dan merupakan salah satu pemimpin tim yang menemukannya. Selain memuat keterangan menu makan yang sehat, papirus-papirus itu juga menjelaskan bahwa para anggota tim kerja secara teratur mendapatkan tekstil yang "mungkin dianggap sebagai semacam uang pada saat itu," kata Tallet seperti dilansir Live Science.

Baca Juga: Benarkah Piramida Dibangun dengan Bantuan Makhluk Asing? Temuan Terbaru Menjawabnya

Piramid Giza dan Sphinx Agung. Para firaun secara bertahap berhenti membangun piramida selama Kerajaan Baru (1550-1070 Sebelum Masehi). Mereka memilih untuk dimakamkan di Lembah Para Raja, yang terletak sekitar 483 kilometer di selatan Giza. (Lutfi FaAnthony Stewart/National Geographic Creativeuziah)

Selain itu, para pejabat di posisi tinggi yang terlibat dalam pembangunan piramida "mungkin telah menerima hibah tanah," kata Mark Lehner, direktur Ancient Egypt Research Associates (AERA), sebuah lembaga penelitian yang berbasis di Massachusetts, Amerika Serikat. Catatan-catatan sejarah menunjukkan bahwa dalam sejarah Mesir, hibah tanah diberikan kepada para pejabat. Namun, tidak diketahui apakah hibah tanah juga diberikan kepada pejabat yang terlibat dalam pembangunan piramida.

Tim Lehner telah menggali sebuah kota di Giza yang pernah dihuni dan sering dikunjungi oleh beberapa pekerja yang membangun piramida Menkaure. Sejauh ini, para arkeolog telah menemukan bukti bahwa penduduk kuno kota ini biasa memanggang roti dalam jumlah besar, menyembelih ribuan hewan, dan menyeduh bir dalam jumlah banyak. Berdasarkan tulang-tulang hewan yang ditemukan di situs tersebut, dan dengan mempertimbangkan kebutuhan nutrisi para pekerja, para arkeolog memperkirakan sekitar 1.800 kilogram hewan, termasuk sapi, domba, dan kambing, rata-rata disembelih setiap hari untuk memberi makan para pekerja.

Sisa-sisa bagian tubuh para pekerja yang terkubur di kuburan dekat piramida menunjukkan bahwa para pekerja tersebut bisa memperbaiki tulang yang patah. Hal ini menunjukkan bahwa mereka memiliki akses ke perawatan medis yang tersedia pada saat itu.

Pola makan yang kaya dari para pembangun piramida, dikombinasikan dengan bukti perawatan medis dan menerima tekstil sebagai bentuk pembayaran, telah membuat para ahli Mesir Kuno secara umum setuju bahwa para pekerja tersebut bukanlah orang-orang yang diperbudak.

Namun begitu, ini tidak berarti semua pekerja mendapat akomodasi yang sama. Hasil penggalian AERA menunjukkan bahwa beberapa pejabat tinggi tinggal di rumah-rumah besar dan memiliki potongan daging yang paling terpilih. Sebaliknya, Lehner curiga bahwa para pekerja dengan peringkat lebih rendah kemungkinan besar tidur di tempat tinggal sederhana atau "bersandar" di piramida itu sendiri.

Baca Juga: Meroë, Ibu Kota Kerajaan Nubia Kush dengan Bangunan Berbentuk Piramida