Bali Setahun Tanpa Turis: 'Saya Kehilangan Segalanya,' Keluh Warga

By Utomo Priyambodo, Sabtu, 22 Mei 2021 | 09:00 WIB
Bali setahun tanpa turis mancanegara. Bali sepi karena pandemi. (Kompas.com/Imam Rosidin)

Para pekerja Bali yang sebelumnya mungkin tinggal di pertanian keluarga telah berbondong-bondong ke tempat-tempat yang tujuan wisata populer seperti Ubud, Seminyak, dan Nusa Dua untuk menjadi pekerja hotel, pemandu wisata, pemijat, koki, dan penjual suvenir.

Ketika dunia berhenti bepergian karena COVID-19, ekosistem pariwisata Bali hancur. Pada kuartal kedua tahun 2020, semua kecuali 10% dari para penyedia tur dan perjalanan di pulau itu telah tutup. Hotel-hotel yang tetap beroperasi hanya memiliki tingkat hunian kurang dari 10%.

Beberapa pemasukan datang kembali ketika orang-orang Indonesia yang kaya telah berkunjung lagi ke Bali. Namun, selama pembatasan kunjungan internasional ke Bali tetap ditutup, mesin ekonomi Bali relatif tetap tidak aktif. Sejumlah pemberitaan menyebut pemerintah Indonesia berencana untuk mulai mengizinkan kembali para pelancong internasional mengunjungi Bali pada akhir Juli nanti.

Baca Juga: Turis Mancanegara di Bali Tak Sadar Memegang Hewan Beracun Mematikan

Pemandangan di Pura Ulun Danu Bratan, Tabanan, Bali (Shutterstock)

Sebelum bulan itu tiba dan kebijakan itu dibuat, yang jelas Bali telah mengalami setahun penuh tanpa kehadiran turis mancanegara. Fast Company menghimpun kisah yang terjadi selama setahun terakhir di Bali tersebut.

Kisah ini diceritakan melalui suara manajer umum dan pemilik hotel, sopir taksi, pebisnis, hingga ekspatriat di Pulau Dewata tersebut. Dan ini bukan hanya kisah Bali: Destinasi-destinasi wisata lainnya, seperti Kosta Rika, tempat sekitar 11,7% pekerjanya bergantung pada pariwisata, dan Pulau Phuket di Thailand, juga mengelamai hal serupa.

Mari kita simak kompilasi cerita dari orang-orang yang bekerja di sektor pariwisata Bali berikut, seperti dikutip dari Fast Company:

"Bali pernah mengalami penurunan tajam ini di masa lalu, tetapi tidak ada yang sebanding dengan ini. Dengan pariwisata, banyak orang Bali menjadi makmur. Satu atau dua generasi yang lalu, penduduk setempat adalah staf-staf hotel kelas atas," ungkap Ernst Ludick, General Manager Amankila Resort di Bali timur.

Baca Juga: Sains Ungkap Kemampuan Monyet Bali Membedakan Benda Berharga

Ubud Art Market, Bali. Pandemi telah menyurutkan denyut wisata yang dibangun berpuluh-puluh tahun lamanya. Kini para pelaku bisnis wisata dan seni kreatif menanti angin baru usai pandemi. (sihasakprachum/Getty Images)