Bali Setahun Tanpa Turis: 'Saya Kehilangan Segalanya,' Keluh Warga

By Utomo Priyambodo, Sabtu, 22 Mei 2021 | 09:00 WIB
Bali setahun tanpa turis mancanegara. Bali sepi karena pandemi. (Kompas.com/Imam Rosidin)

Dia menambahkan, "Namun, anak-anak mereka telah mengambil pekerjaan, tidak hanya di industri perhotelan dan pelayaran, tetapi juga sebagai akuntan, insinyur, perawat, dokter, dan sebagainya. Tetapi [akhir-akhir ini] saya melihat mobil dan sepeda motor di pinggir jalan dengan tanda 'untuk dijual' di atasnya."

Sementara itu Made Wirata, supir taksi selama lebih dari 20 tahun di Ubud, mengatakan, "Sebelum virus corona, bisnis saya bagus, saya punya banyak pelanggan yang merupakan turis, dan saya menghasilkan cukup uang. Itu sudah cukup bagi saya. Saya bisa duduk di rumah tanpa melakukan apa-apa, tidak ada pekerjaan, tidak ada pekerjaan, tidak ada apa-apa selama setahun sekarang."

"Saya adalah seorang pemandu wisata di Indonesia dari tahun 1997 hingga 2019, kemudian saya mendapat properti di sebuah desa di Bali Utara di mana para tamu dapat menginap, dan saya telah mengelolanya," kata Gede Sukayarsa, pemilik Villa Bantes dan Bulian Homestay di Bali Utara.

Baca Juga: Apa yang Membentuk Kesejatian Cita Rasa Bersantap di Nusa Dewata?

Warga membawa sajen dalam upacara odalan patung bayi di Desa Sakah, Ubud. Potret kegairahan sebelum pandemi. (Yunaidi/National Geographic Traveler)

Sukayarsa bekerja bersama grup tur G Adventure, yang mengajak orang-orang untuk menginap di hotelnya. "Saya biasanya memiliki tiga kelompok yang tinggal bersama saya, kebanyakan dari Eropa dan AS. Itu berjalan sangat baik. Rombongan terakhir yang datang pada Maret 2020. Setelah itu tidak ada lagi pengunjung. Saya kehilangan segalanya April lalu. Saya kehilangan mobil saya. Bank menjadi sangat agresif."

"Setelah bom Bali [pada 2002 dan 2005, yang menewaskan penduduk lokal dan juga turis], pulau itu sunyi selama beberapa bulan, lalu berangsur-angsur bangun kembali," kata Guy Heywood, Chief Operating Officer Six Senses Resort, termasuk Six Senses Uluwatu, di Bali.

"Tetapi ini pertama kalinya seluruh dunia terhenti. Ini memengaruhi semua orang: sopir taksi, pedagang kaki lima, orang-orang yang mengajar selancar, para wanita yang menawarkan pijat di pantai," imbuhnya.

Saat vaksin COVID-19 telah menyebar ke seluruh dunia, ada secercah harapan di cakrawala bagi sebagian orang untuk melewati masa-masa sulit selama pandemi ini. Tetapi bagi sebagian orang lainnya, harapan itu masih tampak jauh.