Studi Baru: Zat Awal Pasca Big Bang Bukan Gas, Melainkan Cairan

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Selasa, 25 Mei 2021 | 10:30 WIB
Awan fosil yang merupakan peninggalan kuno Big Bang. (TNG Collaboration)

QGP setidak hadir dalam 0,000001 detik pertama, kemudian ia menghilang akibat ekspansi. Untuk mengungkapnya, para peneliti menggunakan teknologi yang disebut Large Hadron Collider di European Organization for Nuclear Research (CERN).

Melalui alat akselarator yang bekerja dengan membuat dua partikel untuk ditumbuk itu, para peneliti kemudian melacak kembali sejarah Big Bang.

Zhou menjelaskan, "penumbuk itu menghancurkan ion plasma dengan kecepatan tinggi—hampir seperti kecepatan cahaya. Ini membuat kami dapat melihat bagaimana QGP berevolusi dari materi tunggal menjadi inti dalam atom dan bahan penyusun kehidupan."

Baca Juga: Pasca Big Bang, Seperti Ini Bintang-Bintang Awal yang Muncul

Ilustrasi konsep pembentukan planet gas raksasa di awal tata surya. (NASA / JPL-Caltech)

Selain menggunakan Large Hadron Collider, para peneliti juga mengembangkan algoritma yang mampu menganalisis ekspansi kolektif. Data-data itu diambil dari lebih banyak partikel yang dihasilkan.

"Hasilnya, menunjukkan bahwa QGP pada mulanya adalah bentuk cairan, dan memisahkan dirinya dari materi-materi lain dengan terus-menerus mengubah bentuknya dari waktu ke waktu," terangnya.

Analisis ini menjadi tonggak baru terkait zat itu—yang sebelumnya banyak ilmuwan mengiranya berbentuk gas, ujarnya.

Detail baru yang kami berikan adalah bahwa plasma telah berubah bentuknya dari waktu ke waktu, yang cukup mengejutkan dan berbeda dari materi lain yang kita ketahui dan apa yang kita harapkan," pungkasnya, dilansir dari Phys, Jumat (21/05/2021).