Wabah Tikus Melanda Australia Timur: Pasien-Pasien Rumah Sakit Digigit

By Utomo Priyambodo, Minggu, 30 Mei 2021 | 10:00 WIB
Wabah tikus di Australia. (CSIRO)

Tikus rumahan yang bernama latin Mus musculus adalah spesies pendatang di Australia. Namun, hewan-hewan ini mampu beradaptasi dengan sangat baik untuk menanggung tahun-tahun kekeringan yang keras di Australia. Bahkan, kemudian populasi mereka berkembang pesat setelah kondisinya mendukung.

"Sepasang tikus dapat menghasilkan 500 tikus dalam satu musim kawin," jelas Steve Henry yang merupakan petugas penelitian di lembaga sains nasional Australia, CSIRO, seperti dilansir Science Alert.

Namun, wabah dalam skala ini lebih jarang, katanya.

"Kami mengalami musim panas yang sangat basah yang mengakibatkan panen besar dan pertumbuhan vegetasi yang menyebabkan ketersediaan makanan dalam jumlah besar untuk tikus," ujar Maggie Watson, ilmuwan lingkungan dari Charles Sturt University.

"Ditambah musim gugur yang sangat sejuk, dan tikus-tikus ini berkembang biak dalam proporsi wabah."

Baca Juga: Tikus Gajah Ditemukan Kembali di Afrika Setelah 50 Tahun Menghilang

Wabah tikus di Australia: tikus rumah naik ke atas kepala kucing. (Lucy Thackray/Twitter)

Sayangnya, pertahanan paling efektif yang dimiliki para petani dan penduduk dalam melawan gerombolan hewan pengerat rakus ini hanyalah racun tikus yang tampaknya tidak terlalu ampuh dan malah berpotensi merusak lingkungan. Pemerintah di negara bagian yang paling terpukul, New South Wales, kini telah meminta persetujuan segera dari badan pengatur Persemakmuran untuk penggunaan pestisida generasi kedua yang disebut bromadiolon.

Namun para ilmuwan memperingatkan bahwa penggunaan bahan kimia ini secara luas hanya akan menyebabkan lebih banyak kerusakan.

"Rodentisida generasi kedua dapat memenuhi seluruh jaring makanan, mempengaruhi segala sesuatu mulai dari siput hingga ikan," tulis Robert Davis, ahli ekologi satwa liar dari Edith Cowan University, dan rekan-rekannya di The Conversation.