Berapakah Jumlah Sesungguhnya Populasi Tionghoa di Indonesia?

By Eric Taher, Sabtu, 5 Juni 2021 | 22:38 WIB
Perempuan-perempuan Tionghoa berkebaya encim dengan dandanan tempo dulu. Mereka tampil dalam salah satu rangkaian acara pameran dan diskusi buku Peranakan Tionghoa Indonesia di Kota Lama Semarang. (Mahandis Yoanata Thamrin/National Geographic Indonesia)

Populasi Tionghoa dan suku bangsa lainnya sempat akan kembali dihitung dalam sensus 2020. Akan tetapi, pandemi COVID-19 membuat pendataan sensus tidak dapat sepenuhnya dilakukan. Akibatnya, hasil data suku bangsa di Indonesia, termasuk orang Tionghoa, tidak dapat didata secara utuh.

Lantas, berapakah jumlah orang Tionghoa pada tahun 2021?

"Tidak ada data yang representatif untuk tahun 2020 saat sensus dilakukan," kata Evi. "tetapi data tahun 2020 mengungkapkan bahwa penduduk Indonesia berjumlah 270,2 juta jiwa,"

Dari sana, dapat diketahui adanya kenaikan penduduk sebesar 1,25 persen per tahun di Indonesia pada periode 2010-2020. Dengan angka pertumbuhan tersebut, Evi menyimulasikan bahwa penduduk Indonesia berjumlah 273,6 juta jiwa pada tahun 2021. Melalui simulasi pertumbuhan penduduk Indonesia yang digabung dengan tren pertumbuhan penduduk Tionghoa, Evi menyimpulkan adanya empat kemungkinan jumlah penduduk Tionghoa saat ini.

Kemungkinan pertama adalah angka populasi Tionghoa jika persentase penduduknya masih sama dengan sensus 2010. "Seandainya persentase penduduk Tionghoa sama dengan tahun 2010, yakni 1,2 persen, maka tahun ini ada 3,28 juta penduduk Tionghoa di Indonesia," kata Evi.

Baca Juga: Memahami Dunia Tionghoa Indonesia, Antara Totok dan Peranakan

Indonesia ditakdirkan memiliki keragaman budaya dan keyakinan. Di sebuah gang kompleks Karangturi, Lasem, kerukunan senantiasa terpelihara meski mereka berasal dari beragam budaya. (Feri Latief/National Geographic Indonesia)

Evi melanjutkan, bahwa skenarionya akan berbeda jika persentase penduduk Tionghoa menurun seperti yang terlihat dari sensus 2000-2010. "Seandainya laju perubahannya menurun ke 0,9 persen, maka jumlah orang Tionghoa kemungkinan hanya mencapai 2,56 juta jiwa," demikian Evi menjelaskan kemungkinan kedua.

"Akan tetapi, kalau laju pertumbuhan Tionghoa mengikuti laju pertumbuhan penduduk Indonesia, yaitu sebanyak 1,25 persen pada tahun 2010-2020, maka jumlah Tionghoa di Indonesia menjadi 3,26 juta jiwa atau 1,19 persen," lanjut Evi.

Evi tidak menutup kemungkinan akan adanya orang-orang yang mulai mengidentifikasikan dirinya sebagai Tionghoa. Dengan skenario tersebut, maka terciptalah kemungkinan keempat. "Seandainya persentasenya sekarang kemungkinan naik menjadi 1,5 persen karena orang Tionghoa makin banyak mengidentifikasi dirinya sebagai orang Tionghoa, kemungkinannya menjadi 4,1 juta."

Baca Juga: Di Balik Mausoleum Cinta untuk Sang Filantrop Tionghoa di Batavia

 

Terlepas dari kisaran tersebut, faktanya, tidak dapat ditolak bahwa Tionghoa dan juga suku-suku bangsa lainnya, menjadi bagian dari keberagaman Indonesia. Bagi para demograf, penghitungan populasi suku bangsa dalam sensus seharusnya bukan menjadi sesuatu yang sensitif.

"Rangkaian diskusi para ahli pada tahun 2000 menyimpulkan bahwa ini penting sekali untuk melihat karakteristik orang Indonesia," ungkap Sairi. "Kalau kita bicara kebhinnekaan kita, ya tentu data suku itu penting sekali." 

Hal senada juga diungkapkan Evi. "Saya rasa etnisitas di Indonesia itu bukan hal tabu. Keberagaman kita adalah aset," ujarnya. "Demi wawasan kebangsaan kita dan untuk perdamaian kita, kajian ini menjadi bagian dari tugas hidup kita dalam negara Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika."