Tak Ada Negara yang Menggunakannya, Apakah Bahasa Latin Sudah Mati?

By Utomo Priyambodo, Rabu, 2 Juni 2021 | 15:55 WIB
Kaligrafi dalam sebuah kitab Injil berbahasa Latin pada 1407, yang dipamerkan di Malmesbury Abbey. Satu-satunya perbedaan antara bahasa Inggris dan Latin adalah bahwa bahasa Inggris kuno berkembang menjadi bahasa Inggris moderen saja, sedangkan bahasa Latin klasik mendiversifikasi dan memunculkan sejumlah bahasa yang berbeda. (Adrian Pingstone/Wikimedia Commons)

Satu-satunya perbedaan antara bahasa Inggris dan Latin adalah bahwa bahasa Inggris kuno berkembang menjadi bahasa Inggris moderen saja, sedangkan bahasa Latin klasik mendiversifikasi dan memunculkan sejumlah bahasa yang berbeda. Itu sebabnya orang-orang cenderung berpikir, mungkin secara keliru, bahasa Latin sebagai bahasa yang punah.

Bahasa-bahasa di dunia memang bisa mati atau punah. Misalnya terkadang para penutur asli suatu bahasa telah meninggal semua, atau lama kelamaan mereka beralih ke bahasa lain hingga akhirnya tidak ada lagi penutur fasih yang tersisa atas bahasa tersebut.

Ini terjadi dengan bahasa Etruria, yang semula digunakan di wilayah yang sekarang disebut sebagai Tuscany di Italia. "Setelah Romawi menaklukkan wilayah Etruria, generasi penerus Etruria terus berbicara bahasa Etruria selama ratusan tahun, tetapi beberapa orang Etruria, tentu saja, mempelajari bahasa Latin sebagai bahasa kedua. Terlebih lagi, banyak anak tumbuh secara bilingual dalam bahasa Etruska dan Latin," ujar Pulju.

"Akhirnya, keuntungan sosial dari berbicara bahasa Latin dan memiliki identitas sebagai orang Romawi lebih besar daripada berbicara dan menjadi Etruria, sehingga dari generasi ke generasi, semakin sedikit anak yang belajar bahasa Etruria." Hasil akhirnya adalah bahasa Etruria mati begitu saja.

Baca Juga: Mengapa Bahasa Latin Dianggap Sebagai Bahasa yang Mati?

Reruntuhan Romawi (Editor)

 

Bahasa yang sekarat juga bukan hanya fenomena kuno. "Itu juga terjadi pada bahasa Pribumi di banyak tempat di seluruh dunia saat ini," ucap Pulju.

Timur Tengah adalah salah satu hotspot untuk bahasa-bahasa yang sekarat. Hal ini dapat terjadi ketika ada stigma terhadap masyarakat yang berbicara bahasa asli mereka, bahasa non-mainstream dan tidak diajarkan di sekolah.

Selain itu, penyebab lain kenapa suatu bahasa bisa sekarat adalah adanya tindakan-tindakan brutal, seperti pembersihan etnis dan kekerasan yang dilakukan terhadap kelompok minoritas. UNESCO memperkirakan bahwa setidaknya setengah dari 7.000 bahasa dunia yang digunakan saat ini akan punah sebelum akhir abad ini.

Jadi, apakah bahasa Latin memang sudah mati? Tidak, bahasa itu hanya berevolusi.