Beruang jenis ini merupakan yang paling langka di muka Bumi. Jumlah mereka diperkirakan hanya tersisa 21-29 ekor saja pada tahun 2015. Oleh karenanya, mereka memegang status kritis (critically endangered) dalam Daftar Merah IUCN. Populasi mereka yang kecil juga membuat peneliti khawatir akan risiko depresi genetik akibat perkawinan sedarah. Akan tetapi, sejauh ini peneliti belum menemukan beruang yang lahir dengan kelainan genetik.
Keberadaan beruang gobi hanya ditemukan di daerah yang disebut dengan Great Gobi "A" Strictly Protected Area, yang terletak di sebelah barat daya Mongolia. Teritori satwa itu hanya terbatas di tiga area utama, yakni Gunung Atas Bogd, Oasis Shar Khuls, dan Gunung Tsagaan Bogd. Tiga tempat ini menjadi sumber air dan tumbuh-tumbuhan yang menjadi makanan dari beruang gobi.
Baca Juga: Apakah Manusia Bisa Melakukan Hibernasi Seperti Beruang?
Dalam teritorinya, beruang gobi biasanya menetap di gua-gua sekitar lereng gunung atau di balik rumput-rumput phragmites yang tinggi. Mereka juga membuat tempat tidur dari rumput kering untuk menghangatkan tubuhnya dari dinginnya malam gurun. Di tempat-tempat ini, mereka juga diketahui melakukan hibernasi seperti beruang kebanyakan.
Langkanya makanan di gurun Gobi juga membuat beruang-beruang ini beradaptasi. Mereka bertahan hidup dengan memakan akar, beri, dan tumbuh-tumbuhan di sekitar sumber air. Selain itu, beruang gobi juga memakan hewan-hewan kecil seperti tikus dan serangga. Akan tetapi, peneliti tidak menemukan bukti bahwa mereka memakan hewan-hewan besar seperti unta dan keledai, yang kebanyakan dimiliki gembala di sekitar Gobi.
Meskipun populasinya berada di ambang kepunahan, peneliti tidak serta merta menyarankan penangkaran dari beruang gobi.