Beruang Gobi, Subspesies Beruang Satu-satunya yang Hidup di Gurun

By Eric Taher, Jumat, 4 Juni 2021 | 08:39 WIB
Rupa dari beruang gobi, beruang terlangka di dunia. (Gobi Bear Project)

Nationalgeographic.co.id—Siapa yang menyangka, bahwa beruang juga bisa hidup di tempat ekstrem seperti gurun Gobi. Beruang ini dikenal oleh orang Mongolia dengan nama mazaalai, sementara para ilmuwan menyebutnya dengan nama beruang gobi.

"Beruang gobi merupakan beruang yang unik. Mereka adalah jenis beruang satu-satunya yang mampu bertahan hidup di gurun. Melalui adaptasi, mereka menemukan cara untuk hidup di salah satu tempat paling ekstrem di planet Bumi," kata Harry Reynolds, biolog Amerika Serikat, kepada inews.co.uk.

Beruang gobi (Ursus arctos gobiensis) merupakan subspesies dari beruang cokelat (Ursus arctos). Berbeda dengan beruang cokelat pada umumnya, beruang gobi memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil. Bobot jantan dari beruang gobi diperkirakan hanya mencapai 96-138 kilogram, sementara betina 51-78 kilogram. Angka ini jauh di bawah bobot rata-rata beruang cokelat, yang mampu mencapai 217 kilogram untuk jantan dan 158 kilogram untuk betina.

Beruang jenis ini merupakan yang paling langka di muka Bumi. Jumlah mereka diperkirakan hanya tersisa 21-29 ekor saja pada tahun 2015. Oleh karenanya, mereka memegang status kritis (critically endangered) dalam Daftar Merah IUCN. Populasi mereka yang kecil juga membuat peneliti khawatir akan risiko depresi genetik akibat perkawinan sedarah. Akan tetapi, sejauh ini peneliti belum menemukan beruang yang lahir dengan kelainan genetik.

Keberadaan beruang gobi hanya ditemukan di daerah yang disebut dengan Great Gobi "A" Strictly Protected Area, yang terletak di sebelah barat daya Mongolia. Teritori satwa itu hanya terbatas di tiga area utama, yakni Gunung Atas Bogd, Oasis Shar Khuls, dan Gunung Tsagaan Bogd. Tiga tempat ini menjadi sumber air dan tumbuh-tumbuhan yang menjadi makanan dari beruang gobi. 

Baca Juga: Apakah Manusia Bisa Melakukan Hibernasi Seperti Beruang?

Great Gobi 'A' Strictly Protected Area, yang terletak di sebelah barat daya Mongolia. Teritori satwa itu hanya terbatas di tiga area utama, yakni Gunung Atas Bogd, Oasis Shar Khuls, dan Gunung Tsagaan Bogd. (Maggie Smith/National Geographic)

Dalam teritorinya, beruang gobi biasanya menetap di gua-gua sekitar lereng gunung atau di balik rumput-rumput phragmites yang tinggi. Mereka juga membuat tempat tidur dari rumput kering untuk menghangatkan tubuhnya dari dinginnya malam gurun. Di tempat-tempat ini, mereka juga diketahui melakukan hibernasi seperti beruang kebanyakan.

Langkanya makanan di gurun Gobi juga membuat beruang-beruang ini beradaptasi. Mereka bertahan hidup dengan memakan akar, beri, dan tumbuh-tumbuhan di sekitar sumber air. Selain itu, beruang gobi juga memakan hewan-hewan kecil seperti tikus dan serangga. Akan tetapi, peneliti tidak menemukan bukti bahwa mereka memakan hewan-hewan besar seperti unta dan keledai, yang kebanyakan dimiliki gembala di sekitar Gobi.

Meskipun populasinya berada di ambang kepunahan, peneliti tidak serta merta menyarankan penangkaran dari beruang gobi.

"Pemindahan beruang dewasa ke penangkaran akan membuat keberlangsungan populasi beruang gobi terlalu bergantung pada kesuksesan program ini," tulis Peter Balint dan Jennifer Steinberg dalam artikel Conservation Case Study of the Gobi Bear yang dipublikasikan pada 2003. Balint merupakan seorang asisten profesor bidang kebijakan lingkungan di George Mason University, sementara Steinberg merupakan peneliti pembangunan berkelanjutan dan pelestarian dari University of Maryland.

Menurut Balint dan Steinberg, penangkaran beruang gobi memiliki sejumlah risiko. "Risiko pertama, belum diketahui apakah beruang ini bisa berkembang biak di dalam penangkaran. Risiko kedua, belum diketahui apabila anak beruang yang dibesarkan di penangkaran akan siap jika dilepas ke alam liar," jelas Balint dan Steinberg.

Balint dan Steinberg merekomendasikan cara-cara alternatif dalam melestarikan beruang gobi. Mereka menyarankan untuk terus melanjutkan riset lingkungan yang tidak mengganggu beruang gobi, meminimalkan aktivitas manusia di habitat beruang, dan juga meningkatkan suplai makanan bantuan untuk beruang gobi.

Dilansir dari inews.co.uk, upaya-upaya konservasi ini sedang gencar dijalankan. Pada tahun 2013, Menteri Lingkungan Mongolia mendeklarasikan tahun tersebut sebagai "Tahun Perlindungan Beruang Gobi".

Baca Juga: Pencairan Es dan Kelaparan Membuat Beruang Kutub Terancam Punah

Beruang gobi di belantara Gobi. Mereka adalah satu-satunya beruang yang hidup dan telah beradaptasi secara khusus di habitat gurun. (The Gobi Bear Project)

Melalui inisiatif ini, pemerintah Mongolia memperkerjakan sejumlah ranger untuk menjaga habitat beruang dan meningkatkan suplai makanan, terutama sebelum hibernasi musim dingin.

Aksi ini membuahkan hasil positif. Menurut Reynolds, satu atau dua beruang mulai lahir setiap tahunnya. Populasi dari beruang ini pun meningkat hingga mencapai 40 individu pada 2020.

Akan tetapi, perjuangan melestarikan beruang gobi masih panjang. Para konservasionis juga harus siap menghadapi tantangan baru, seperti perubahan iklim dan juga ancaman manusia di masa mendatang.

Baca Juga: Beruang Ditembak Mati Karena Dianggap ‘Terlalu Ramah’ dengan Manusia