Pemakaian Wig, Pewarna dan Ekstensi Rambut di Peradaban Mesir Kuno

By Hanny Nur Fadhilah, Senin, 7 Juni 2021 | 22:00 WIB
Wig, pewarna rambut dan ekstensi rambut telah eksis dan menjadi fashion sejak peradaban Mesir Kuno. (Histori Caleve)

Dalam konteks ini, Joann Fletcher, seorang ahli Mesir Kuno di University of York, Inggris, telah melakukan studi terperinci tentang wig di Mesir kuno (Proyek Ornamen Kuno di University of York). Untuk studi ini dia mengandalkan kolaborasi dari ahli tata rambut bersejarah Filippo Salamone.

Para peneliti telah menganalisis teknik kuno untuk membuat benda-benda berharga ini yang dikombinasikan dengan keterampilan penata rambut Mesir kuno tak terbantahkan, tentu menghasilkan wig dengan kualitas yang sangat baik.

Wig dan ekstensi di Mesir kuno sangat berkaitan. Menurut Fletcher, rambut manusia sangat penting di Mesir kuno baik bagi orang kaya maupun miskin dari kedua jenis kelamin karena sebagai sarana ekspresi diri.

Baca Juga: Temuan 'Kota Emas' Peradaban Mesir Kuno yang Mengungkap Kejadian 3.500 Tahun Silam

Orang-orang di Mesir Kuno memakai wig yang digambarkan dalam patung batu kapur. Dinasti kesembilan belas. (Histori Caleve)

 

Akan tetapi, peneliti telah dapat memverifikasi bahwa gaya rambut itu lebih dari sekadar ekspresi selera pribadi. Wig tidak hanya memungkinkan rambut ditata dengan sempurna, tetapi juga berkontribusi pada kebersihan pribadi yang lebih baik.

Menurut hasil penelitian Fletcher, faktanya wig melindungi kulit kepala yang dicukur dari kerasnya iklim Mesir dan pemakainya menjaga kepala mereka tetap dingin dan aman dari kutu, hama yang mengganggu dan kuno. Hal tersebut bisa dibuktikan pada mumi seorang pria yang dimakamkan di Abydos sekitar lima ribu tahun yang lalu.

Kondisi iklim Mesir yang panas dan kering sangat cocok untuk pelestarian alami jaringan lunak tubuh setelah kematian, termasuk kuku, kulit dan rambut. Dengan cara ini, berkat pelestarian rambut di banyak tubuh, para sarjana dapat mengamati bagaimana orang Mesir kuno mengatur dan menghiasi rambut mereka.

Baca Juga: Sains Menghidupkan Kembali Nebiri, Mumi Mesir Kuno Berusia 3.500 Tahun