Orang Mesir kuno tidak berbeda jauh dari kita dalam aspek tertentu yang berkaitan dengan gaya rambut. Misalnya, ada bukti arkeologis tentang penggunaan, setidaknya sejak 3400 SM, ekstensi rambut dan pewarna.
Di lain sisi, terdapat pula bukti bahwa rambut dipotong dengan bilah yang sangat tajam sejak 3400 SM. Kebanyakan orang Mesir menggunakan ekstensi rambut untuk "mengisi" celah yang tersisa di kulit kepala karena rambut rontok, untuk menyembunyikan rambut yang rapuh atau hanya untuk membuat kepangan alami tampak lebih subur.
Orang Mesir kuno menyukai kepang, dan mungkin itu sebabnya salah satu bentuk ekstensi yang disukai adalah rambut yang dikepang. Beberapa menampilkan desain yang sangat rumit untuk menambah panjang dan gaya.
Baca Juga: Selidik Kehidupan Sang Pionir Pembaharu Mesir, Firaun Akhenaten
Misalnya, rambut coklat bergelombang Putri Meritamun telah diisi di sekitar mahkota dengan kepang yang melimpah. Dia juga dimakamkan seperti banyak wanita kelas atas, yaitu dengan duplikat kepang.
Sedangkan untuk isian bagian dalam rambut palsu, seringkali dibuat dengan serat kurma, dan dapat memberikan volume lebih besar. Contohnya pada rambut palsu seremonial, seperti yang ditemukan di Deir el-Bahari, milik para pendeta dari Dinasti Kedua Puluh Satu.
Meski memakai wig, orang Mesir kuno juga ingin menyembunyikan uban di rambut alami mereka. Untuk mencapai ini mereka biasanya menggunakan pewarna rambut. Produk yang digunakan untuk mewarnai rambut adalah henna nabati dan memberikan warna kemerahan pada rambut. Terkadang rambut dicat setelah kematian. Hal ini membuktikan bahwa orang Mesir kuno menganggap rambut sebagai satu lagi bentuk seni yang mereka takdirkan.