Fosil Tinja Berusia 6.800 Tahun Ungkap Jenis Tumbuhan yang Dimakan Moa

By Utomo Priyambodo, Senin, 7 Juni 2021 | 21:34 WIB
Moa, burung legendaris dari Selandia Baru. Umumnya spesies moa berukuran besar sehingga disebut juga sebagai burung raksasa. (Heinrich Harder)

DNA, serbuk sari, dan fragmen kutikula daun benalu merah (Peraxilla tetrapetala), spesies yang biasanya berasosiasi dengan beech perak, juga ditemukan di koprolit moa semak kecil tersebut.

Daun benalu yang bergizi ini sangat enak dan saat ini juga dicari oleh posum (Trichosurus vulpecula) dan para mamalia penjelajah seperti rusa.

Koprolit moa semak kecil ini mengandung sangat sedikit biji dibandingkan dengan koprolit moa-moa lain yang dianalisis.

“Pengamatan ini menarik karena kontras dengan apa yang kita ketahui tentang spesies-spesies moa lain yang berperan penting menyebarkan benih-benih kecil (berukuran kurang dari 3 milimeter) dari banyak spesies tanaman di kotorannya,” kata Dr. Janet Wilmshurst, peneliti dari Manaaki Whenua — Landcare Research dan University of Auckland.

 

“Hampir tidak adanya benih di koprolit moa semak kecil menunjukkan bahwa mereka bukan penyebar benih yang penting, dan bahwa mereka mungkin telah menargetkan benih konifer terbesar yang benar-benar hancur di ampela berotot mereka dan dihancurkan daripada disebarkan.”

Laporan studi yang telah diterbitkan di jurnal Quaternary Science Review ini juga memberikan bukti baru yang mencolok bahwa dedaunan pakis tanah merupakan bagian penting dari makanan mereka.

“Meskipun moa semak kecil mungkin bukan penyebar benih yang hebat, berdasarkan temuan kami tentang DNA pakis tanah, sisa-sisa kutikula daun, dan jumlah spora yang tinggi, mereka mungkin telah memainkan peran yang sebelumnya tidak dikenali sebagai penyebar spora pakis tanah di seluruh hutan Selandia Baru,” kata ujar Wood.