Tanam Pohon Bantu Perangi Perubahan Iklim, Tetapi Butuh Miliaran Bibit

By Fikri Muhammad, Selasa, 8 Juni 2021 | 22:00 WIB
Seorang anggota US Park Service memegang bibit pinus whitebark di Taman Nasional Glacier, Montana. Lebih banyak lagi yang perlu ditanam untuk mencapai tujuan reboisasi di Amerika Serikat, kata para ahli. FOTO OLEH CHIP SOMODEVILLA, GETTY IMAGES ()

Nationalgeographic.co.id—Menanam pohon muncul sebagai cara yang sederhana untuk menyerap emisi karbon. Semua orang menyukainya: Pemerhati lingkungan, politisi, dan perusahaan. 

Ini berarti menanam pohon adalah harapan mereka untuk menangkap dan menyimpan karbon dioksida dan membantu mencegahnya hangat dunia di luar Perjanjian Paris, 3,6 derajat Fahrenheit. 

Namun menurut sebuah studi baru di jurnal Frontiers in Forests and Global Change, saat ini tidak ada cukup bibit pohon yang ditanam, setidaknya di Amerika Serikat, untuk memenuhi tujuan itu.

Jika upaya reboisasi ingin membantu mengatasi perubahan iklim, studi tersebut menemukan, pembibitan pohon di seluruh AS harus meningkatkan produksinya menjadi setidaknya tiga miliar bibit per tahun, dua kali lipat dari tingkat saat ini. 

Pembibitan nasional AS, dalam studi itu, memproduksi 1,3 miliar bibit per tahun, yang sebagian besar akan menggantikan pohon yang telah ditebang oleh perusahaan kayu atau hilang karena kebakaran hutan. 

Untuk memperluas hutan AS ke 64 juta hektar tambahan yang diidentifikasi oleh penelitian akan membutuhkan 1,7 miliat bibit lagi per tahun. Itu membuat total yang dibutuhkan dari pembibitan menjadi tiga miliar per tahun.

Baca Juga: Kita Bisa Kurangi 90 Persen Emisi Karbon pada 2050. Bagaimana Caranya?

Meningkatkan produksi bibit sebanyak itu, dan memastikan mereka hidup cukup lama untuk menangkap cukup emisi karbon, akan menelan biaya puluhan miliar dolar menurut penelitian tersebut.

Ini akan membutuhkan pelatihan pengumpul benih khusus dan investasi dalam infrastruktur baru, serta memperkuat pemantauan jangka panjang untuk memastikan hutan bertahan dalam menghadapi peyakit, kekeringan, kebakaran hutan, dan semua ancaman karena perubahan iklim.

Tekanan untuk menumbuhkan kembali dan melindungi hutan selalu tinggi. Agustus lalu, lebih dari dua lusin pemerintah daerah, perusahaan, dan organisasi nirlaba di seluruh AS berkomitmen pada inisiatif Forum Ekonomi Dunia untuk menanam satu triliun pohon secara global pada 2030.

Menurut laman National Geographic, di luar tujuan individu atau perusahaan, menanam pohon dapat berkontribusi pada target iklim nasional. Sektor lahan menyimbang sebagian kecil dari komitmen era Obama AS untuk mengurangi emisi hingga 28 persen berdasarkan Perjanjian Paris.

Menurut satu perkiraan, jika semua 64 juta hektar yang diidentifikasi dalam penelitian dihutankan kembali, itu akan mewakili sekitar 7,5 persen dari pengurangan emisi yang diperlukan untuk memenuhi komitmen Perjanjian Paris. 

Baca Juga: 'Salju Darah' Bisa Jadi Kunci untuk Memahami Dampak Perubahan Iklim