Nationalgeographic.co.id—Sebuah tengkorak beruang gua kecil ditemukan oleh tim peneliti dari Universitas Federal Ural, di Gua Imanay, di Taman Nasional Bashkiria, yang terletak di ujung selatan Pegunungan Ural.
Terlihat fosil yang berasal dari Zaman Es tersebut terdapat lubang kecil di bagian belakang kepalanya. Hal ini lantas diyakini sebagai bukti awal terjadinya tradisi berburu hewan yang dilakukan manusia.
Berdasarkan analisis, tengkorak beruang gua kecil berasal dari hewan yang hidup 35.000 tahun lalu. Lubang di bagian belakang tengkorak tersebut menunjukkan bahwa dibunuh dengan tombak saat sedang berhibernasi.
Jika peristiwa ini terjadi seperti yang dipikirkan para ilmuwan, maka temuan tersebut merupakan bukti paling awal dari manusia yang berburu spesies beruang ini. Namun, tombak bukan satu-satunya benda yang bisa membuat lubang di tengkorak.
Seperti diketahui, beruang gua Pleistosen hidup di fauna Eropa Barat, Kaukasus Rusia, dan Pegunungan Ural. Beruang yang dimaksud memiliki berat antara 880 hingga 2.200 pon atau sekitar 400 hingga 998 kilogram.
Menurut sebuah studi baru yang diterbitkan lewat buletin Vestnik Acheologii, Anthropologii I Ethnographi, tengkorak memiliki lubang di bagian belakang yang dibuat sekitar 35.000 tahun lalu, ketika beruang berusia antara 9 dan 10 tahun.
Tim ilmuwan yang dipimpin peneliti senior Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia dan Universitas Federal Ural, Dr Dmitry Gimranov mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa lubang di tengkorak hewan itu mungkin disebabkan secara alami oleh batu yang jatuh di kepala beruang saat sedang berhibernasi. Selain itu, mereka juga memperkirakan bahwa lubang itu bisa saja disebabkan oleh tetesan air selama ribuan tahun.
Dikutip di Daily Mail, Dr Gimranov mengatakan perburuan tersebut dilakukan pada Zaman Es terakhir sekitar antara 2,8 juta tahun yang lalu dan 11.700 tahun yang lalu. Ia dan tim menyatakan gagasan bahwa batu yang jatuh atau tetesan air yang konstan keduanya "sangat tidak mungkin."
Kesimpulannya Gimranov dan tim percaya bahwa kemungkinan besar hewan itu dibunuh oleh manusia purba. Jika demikian, ini adalah "bukti paling awal dari hewan yang diburu oleh manusia," katanya.
Baca Juga: Spesies Baru Dinosaurus Ditemukan, Jadi Temuan Terbesar di Australia
Tengkorak beruang gua Rusia adalah salah satu dari lebih dari 10.000 sisa-sisa hewan berasal dari Pleistosen Akhir yang digali dari Taman Nasional Bashkiria. Tulang-tulang yang ditemukan dari spesies hewan lain termasuk rubah merah, mamut, singa gua, dan badak berbulu.
Lebih lanjut, Gimranov dan timnya dapat menentukan tanggal tengkorak beruang dengan menganalisis lapisan pertumbuhan pada giginya dan ini juga memungkinkan mereka untuk menentukan usia beruang saat mati.
Namun, untuk menentukan apakah beruang gua kecil itu benar-benar ditombak di kepala atau tidak, tim ilmuwan terlebih dahulu harus menentukan apakah lubang di tengkoraknya dibuat selama hidupnya atau setelah kematian hewan tersebut.
Menurut sebuah laporan di Eureka Alert, Gimranov mengatakan "berburu mamalia besar sangat penting untuk mendukung kehidupan manusia purba. Namun, berburu beruang gua kecil bukanlah keahlian khusus para pemburu purba yang meninggalkan jejak mereka tinggal di gua Imanay”. Karena alasan inilah beruang mungkin ditombak secara ritual, bukan diburu.
Kini, masih menjadi pertanyaan menantang bagi para ilmuwan yakni tengkorak beruang gua Rusia yang memiliki lubang aneh di dalamnya itu apakah ditombak saat sedang berhibernasi atau secara ritual setelah mati.
Baca Juga: Kepunahan Massal di Usus Manusia Terungkap Berkat Kotoran 2.000 Tahun