'Zombi Arktika' Berusia 24.000 Tahun Dihidupkan Kembali oleh Imuwan

By Hanny Nur Fadhilah, Minggu, 20 Juni 2021 | 11:00 WIB
Detail dari Rotifera Bdelloid. Hewan ini bertahan hidup dalam kondisi ekstrem seperti suhu beku dan kekeringan. (MIchael Plewka)

Seperti diketahui, permafrost merupakan tanah yang telah membeku selama dua tahun atau lebih dan dapat menyimpan potret kehidupan dan kematian dari ribuan tahun yang lalu. Misalnya, bangkai burung kecil yang ditemukan di lapisan es Siberia pada tahun 2020 berusia 46.000 tahun tetapi tampak atau sepertinya telah mati beberapa hari yang lalu. Bukan hanya itu, seekor beruang gua beku dan mumi juga ditemukan di Siberia pada tahun 2020 berusia sekitar 39.000 tahun yang lalu.

Mempertahankan penampilan seperti aslinya setelah menghabiskan ribuan tahun di dalam es sangat mengesankan. Namun beberapa jenis tumbuhan dan hewan yang terkunci dalam lapisan es purba telah berhasil melakukan sesuatu yang lebih mencengangkan yaitu hidup kembali dari keadaan beku.

Dilaporkan Live Science, pada tahun 2012, para ilmuwan menggambarkan bagaimana mereka meregenerasi tanaman berusia 30.000 tahun dari jaringan buah yang belum matang dan telah dibekukan di permafrost Siberia.

Pemandangan laut Arktika yang berisi padang bunga es yang berfungsi besar bagi ekosistem setempat. 'Zombi' berusia 24.000 tahun dari lapisan es Arktika dihidupkan kembali oleh para peneliti di laboratorium Rusia. (Matthias Wietz/The Daily Mail)

Kemudian pada tahun 2018, para peneliti menumbuhkan kembali lumut Antarktika yang telah terikat es di Antarktika selama 1.500 tahun. Cacing kecil yang disebut nematoda juga telah ditemukan dan dihidupkan kembali dari lapisan es kuno di dua lokasi Siberia. Yang pertama terdapat di bebatuan berusia sekitar 32.000 tahun. Kedua berada di lokasi lain berusia sekitar 42.000 tahun.

Kini, lebih banyak "zombi" hewan beku di permafrost telah diresusitasi dari keadaan metabolisme yang ditangguhkan yang dikenal sebagai cryptobiosis.

Stas Malavin, peneliti di Institute of Physicochemical and Biological Problems in Soil Science di Pushchino, Rusia mengatakan bahwa rotifera berevolusi untuk menggunakan kriptobiosis karena kebanyakan dari mereka hidup di habitat berair yang sering membeku atau mengering.

"Mereka menangguhkan metabolisme mereka dan mengakumulasi senyawa tertentu seperti protein pendamping yang membantu mereka pulih dari kriptobiosis ketika kondisinya membaik," kata Malavin.

“Rotifera juga memiliki mekanisme untuk memperbaiki kerusakan DNA dan untuk melindungi sel mereka dari molekul berbahaya yang disebut spesies oksigen reaktif,” tambahnya.