Nationalgeographic.co.id—Sekelompok penambang emas di Kanada tak sengaja menemukan kerangka-kerangka raksasa parsial dari tiga mammoth berbulu di lokasi tambang Little Flake Mine dekat Dawson City di Yukon. Ketiga mammoth berbulu ini mungkin merupakan bagian dari keluarga yang sama.
Para penambang itu talah menyerahkan tulang-tulang itu kepada pemerintah Yukon. "Kami tampaknya memiliki satu mammoth besar, satu dewasa muda dan satu remaja," kata Grant Zazula, kepala paleontologi pemerintah Yukon.
Beberapa tulang masih terartikulasikan (terhubung) satu sama lain, kata Zazula seperti dikutip dari Live Science. Cara tulang-tulang itu ditemukan menunjukkan "bahwa ketiga mammoth ini mungkin hidup bersama dan mati bersama di lokasi yang sangat dekat dengan tempat fosil tulang-tulang itu ditemukan," tambah Zazula. Bahkan jika mereka bukan anggota keluarga, mereka mungkin telah menjadi bagian dari kawanan yang lebih besar, ujarnya.
Para penambang itu menemukan kerangka-kerangka mammoth raksasa tersebut di dekat lapisan tephra vulkanik yang kemungkinan berasal dari sekitar 29.000 tahun yang lalu. Lapisan itu terbentuk ketika sebuah gunung berapi di Kepulauan Aleutian meletus, kata Zazula.
Oleh karena itu, mammoth-mammoth itu kemungkinan hidup di sekitar waktu letusan tersebut. Pada saat itu, sebagian besar Kanada tertutup gletser, dengan daerah di sekitar Dawson City menjadi salah satu dari sedikit daerah yang bebas es, kata Zazula.
"Wilayah pertambangan di bagian dalam Yukon adalah bagian dari lanskap tak berglasial yang disebut Beringia, yang terhubung dengan Alaska dan Siberia melalui Bering Land Bridge," papar Zazula.
"Iklimnya sangat dingin dan kering, kemungkinan tidak berpohon, yang mengarah pada prevalensi mamalia yang merumput," jelasnya lagi.
Baca Juga: Dua Arkeolog Amatir Menemukan Fosil Mammoth di Sungai Florida
Dari sekitar 35.000 hingga 18.000 tahun yang lalu, mammoth berbulu (Mammuthus primigenius) melintasi jembatan darat itu ke Amerika Utara, menurut Museum of Paleontology di University of California.
Lingkungan kering di sana membantu melestarikan ketiga mammoth tersebut. Iklimnya gersang dan angin akan dengan mudah meniupkan debu ke sekitarnya, kata Zazula.
"Lumpur atau loess yang tertiup angin ini, mengisi lembah-lembah ini dengan sedimen" yang dengan cepat menutupi mammoth-mammoth itu setelah mereka mati." Karena mereka tertutup begitu cepat, sisa-sisanya tidak terlalu terpapar oksigen dan organisme-organisme pemakan bangkai.
Baca Juga: DNA Tertua di Dunia Ditemukan, Milik Mammoth Purbakala di Siberia
"Para penambang itu harus membuang semua lumpur beku ini untuk mencapai kerikil berisi emas di dasar lembah, dan ketika mereka melakukannya, mereka sering menemukan sisa-sisa hewan zaman es," seperti tiga mamut, kata Zazula. Ia juga menambahkan bahwa ada lebih banyak mammoth yang dapat ditemukan di lokasi tambang tersebut.
"Para penambang itu akan melanjutkan penambangan di tempat ini dalam beberapa minggu dan kru kami akan siap untuk melihat apakah ada lebih banyak tulang dari kerangka-kerangka itu," kata Zazula.
Belum diketahui apa penyebab kematian dari ketiga mammoth tersebut. Zazula berharap penelitian yang sedang berlangsung akan memberikan jawabannya.