Standing Stone, Susunan Batu-Batu Misterius Kuno Di Australia

By Bella Jingga Ardilla, Jumat, 2 Juli 2021 | 22:30 WIB
Steven dan Evan Strong, ayah dan anak yang membuktinya penemuan Frederic Slater (Marc Stapelberg)

 

 

Para peneliti percaya bahwa bebatuan di tepi pantai sepanjang 175 meter merupakan bagian dari dinding batu pembatas garis pantai. Kumpulan bebatuan tersebut terbentuk karena terjadi tsunami pada 500 tahun yang lalu yang menghantam pantai timur. Tsunami berhasil merobohkan tembok dan membuat bebatuan bertaburan ke air. Kejadian ini menjelaskan bagaimana bebatuan tersebar sejauh delapan hingga sepuluh meter ke dalam sungai dan dua meter ke atas lereng melewati tepi sungai.

Dari sungai tersebut, semua bebatuan yang berbentuk dan ditandai seta barang suci lainnya dikirim ke situs Standing Stones dan tempat penting lainnya.

Tetapi ternyata masalah tidak berhenti, beberapa batu di dua gundukan memiliki berat hingga 50 kilogram dan sulit untuk dipindahkan jika tidak menggunakan roda. Namun, bukan tidak mungkin. Perlu diingat bahwa batu yang berukuran lebih besar dan berat tidak dibajak ke lereng tetapi disimpan di gudang susu. Sayangnya karena terus menambah kesulitan, lempengan berukiran besar dicuri dan ditemukan setelah Perang Dunia Kedua.

Selain isu tersebut, banyak yang mempertanyakan mengenai batu pasir yang dibawa dengan menggunakan tangan. Gundukan kedua yang suci terbuat dari tanah liat, pasir putih dan merah dan ribuan batu pasir. Anehnya, gundukan berukuran 70 kali 10 meter ini digali sebagai pengisi jalan pertanian datar di sekitarnya. Tanah hitam setempat menjadi berlumpur saat basah dan gundukan kering akan sangat berlubang sehingga ban tidak akan terjebak saat basah. Masalah lainnya muncul, bila bersadarkan catatan sejarah tradisional Eropa, tidak sampai 3.500 kubik untuk membentuk formasi buatan tersebut.

Bagaimana mungkin orang-orang yang tidak tahu mengenai roda, pisau logam, kapal laut, penggalian skala besar atau kerja paksa berhasil memindahkan berton-ton batu dan menggabungkannya? Tidak ada yang mengklaim situs tersebut adalah milik Eropa. Faktanya, telah disepakati dan dilaporkan dalam pers bahwa gundukan ini adalah satu-satunya situs suci di Australia dimana 'Clever-fellas' dan 'Kadaitcha' datang dari seluruh Australia sebelum datangnya ras kulit putih untuk bernyanyi, dan menari.

Baca Juga: Setelah 3.000 Tahun, Tasmanian Devil Lahir Lagi di Daratan Australia

Ilustrasi Standing Stone (Richard Patterson)

Bebatuan banyak seberat 50 kilogram yang dibawa oleh pria dan wanita pengembara asli dari pantai menuju ke pedalaman. Tetapi pemikiran rumit lainnya kembali menyerang, yaitu bagaimana batuan beku seberat lebih dari 500 kilogram dipindahkan dan ditempatkan seperti pada  Adam’s Garden.

Tepat di belakang dermaga batu pasir terdapat jalan selebar dua meter dengan panjang kurang lebih 201 meter yang berkelok-kelok di bagian selatan bukit yang menjulang lebih dari 35 meter.

Terdapat ribuan batu, semua merupakan batuan beku, terletak di bawah dan atas jalan yang diposisikan sebagai penyangga. Tidak jauh terdapat banyak lempengan batu pasir dengan berat berton-ton berdiri di Mullumbimby. Asal usul jalur pengangkutan resmi tidak diketahui.

Tetapi sebuah keyakinan mengatakan bahwa semua batu, baik seberat satu kilogram maupun satu ton dikirim dan dibongkar di dermaga yang merupakan bagian dari Adam’s Garden.

Satu yang masih menjadi misteri yaitu cara mengangkut batuan berat yang mengisi gundukan kecil di situs Standing Stones.

Baca Juga: Cadas Kanguru Berusia 17.300 Tahun Menjadi Lukisan Tertua di Australia