Standing Stone, Susunan Batu-Batu Misterius Kuno Di Australia

By Bella Jingga Ardilla, Jumat, 2 Juli 2021 | 22:30 WIB
Steven dan Evan Strong, ayah dan anak yang membuktinya penemuan Frederic Slater (Marc Stapelberg)

 

Nationalgeographic.co.id—“Gunung tersebut adalah yang tertua. Saya katakan gunung tersebut adalah candi tertua di dunia yang berasal dari zaman Paleolitik dimana manusia pertama muncul.” Demikian pernyataan Frederic Slater, President of the Australian Archaeological and Education Research Society.

Gunung atau susunan batu kuno dieksplorasi oleh Frederic Slater pada 1939. Perdebatan mengenai Standing Stones yang merupakan situs lebih penting daripada Stonehenge di Australia ditemukan dalam serangkaian surat gembira Frederic Slater. Surat tersebut ditemukan oleh Richard Patterson, seorang guru di Brunswick Valley Historical Society pada  2013.

Sebuah tim yang terdiri dari ayah dan anak, Steven dan Evan Strong, berusaha menggabungkan kesaksian tertulis seorang arkeolog Australia, sejarah lisan asli, dan artefak kuno Australia yang menyimpulkan bahwa peradaban Aborigin jauh lebih maju. Terbukti dengan ditemukannya Standing Stones oleh Frederic Slater.

 

Menurut Frederic Slater, pada situs Standing Stones terdapat batu yang terbentuk artifisial dan ditandai dengan Bahasa Pertama yang diucapkan atau direkam oleh manusia modern. Strong bahkan mengatakan bahwa Slater memiliki buku pedoman yang didapat dari para tetua Aborigin yang memahami susunan bahasa pertama dan pentingnya situs Standing Stones. Bahasa Pertama tentang posisi batu, kesejajaran, tanda, huruf, isyarat tangan, angka, bagian tubuh, dan hewan.

“Bahasanya merupakan kombinasi dari isyarat tangan, huruf “tanda suci” dan bagian tubuh. Slater telah menyusun lebih dari 28.000 kata dalam Bahasa Pertama.” Ungkap Strong lebih jauh.

Kemudian sebuah fakta sangat mengejutkan terungkap dalam korespodensi Frederic Slater tentang Standing Stones, yaitu semua batu yang ditandai dan terbentuk pada gundukan besar dan kecil adalah batu pasir. Slater mengamati keberadaan batu pasir di sekitar situs Standing Stone. Kejutan lainnya ditemukan bahwa letak batu pasir terbesar ada pada jarak lebih dari 20 kilometer.

Baca Juga: 6.000 Penguin Terkecil di Dunia Musnah oleh Kedatangan Tasmanian Devil

Frederic Slater (wikimedia)

 

Secara logis, batu pasir halus dan kasar dibawa ke Standing Stone dari pedalaman yang sangat jauh. Bagaimana hal tersebut terjadi? Siapa saja yang terlibat? Serta bagaimana cara membawa batu-batu tersebut?

Berada dekat dengan situs Standing Stone, terdapat sebuah situs pelengkap bernama “Adam’s Garden”. Adam’s Garden terletak membentang di tepi sungai sepanjang 175 meter dan berisikan ribuan jenis bebatuan. Dikelilingi oleh bakau dan pasir, terdapat pula kumpulan bebatuan eksotis yang dibentuk dan ditandai. Tempat ini merupakan lokasi pengangkutan batu ke situs Standing Stones.

Sebuah dermaga yang terbuat dari batu pasir halus dan kasar berukuran 5 hingga 9 meter lebih tinggi dari pantai merupakan tempat kapal-kapal menurunkan muatan. Sama seperti di situs Standing Stones, ada banyak batu yang berbentuk piramida di Adams' Garden dan memperkuat hubungan dengan ukiran yang dalam bahasa pertama berarti “Panduan Menuju Kebenaran”.

Baca Juga: Fosil Dinosarus Ditemukan di Pedalaman Australia, Diduga Spesies Baru

 

 

Para peneliti percaya bahwa bebatuan di tepi pantai sepanjang 175 meter merupakan bagian dari dinding batu pembatas garis pantai. Kumpulan bebatuan tersebut terbentuk karena terjadi tsunami pada 500 tahun yang lalu yang menghantam pantai timur. Tsunami berhasil merobohkan tembok dan membuat bebatuan bertaburan ke air. Kejadian ini menjelaskan bagaimana bebatuan tersebar sejauh delapan hingga sepuluh meter ke dalam sungai dan dua meter ke atas lereng melewati tepi sungai.

Dari sungai tersebut, semua bebatuan yang berbentuk dan ditandai seta barang suci lainnya dikirim ke situs Standing Stones dan tempat penting lainnya.

Tetapi ternyata masalah tidak berhenti, beberapa batu di dua gundukan memiliki berat hingga 50 kilogram dan sulit untuk dipindahkan jika tidak menggunakan roda. Namun, bukan tidak mungkin. Perlu diingat bahwa batu yang berukuran lebih besar dan berat tidak dibajak ke lereng tetapi disimpan di gudang susu. Sayangnya karena terus menambah kesulitan, lempengan berukiran besar dicuri dan ditemukan setelah Perang Dunia Kedua.

Selain isu tersebut, banyak yang mempertanyakan mengenai batu pasir yang dibawa dengan menggunakan tangan. Gundukan kedua yang suci terbuat dari tanah liat, pasir putih dan merah dan ribuan batu pasir. Anehnya, gundukan berukuran 70 kali 10 meter ini digali sebagai pengisi jalan pertanian datar di sekitarnya. Tanah hitam setempat menjadi berlumpur saat basah dan gundukan kering akan sangat berlubang sehingga ban tidak akan terjebak saat basah. Masalah lainnya muncul, bila bersadarkan catatan sejarah tradisional Eropa, tidak sampai 3.500 kubik untuk membentuk formasi buatan tersebut.

Bagaimana mungkin orang-orang yang tidak tahu mengenai roda, pisau logam, kapal laut, penggalian skala besar atau kerja paksa berhasil memindahkan berton-ton batu dan menggabungkannya? Tidak ada yang mengklaim situs tersebut adalah milik Eropa. Faktanya, telah disepakati dan dilaporkan dalam pers bahwa gundukan ini adalah satu-satunya situs suci di Australia dimana 'Clever-fellas' dan 'Kadaitcha' datang dari seluruh Australia sebelum datangnya ras kulit putih untuk bernyanyi, dan menari.

Baca Juga: Setelah 3.000 Tahun, Tasmanian Devil Lahir Lagi di Daratan Australia

Ilustrasi Standing Stone (Richard Patterson)

Bebatuan banyak seberat 50 kilogram yang dibawa oleh pria dan wanita pengembara asli dari pantai menuju ke pedalaman. Tetapi pemikiran rumit lainnya kembali menyerang, yaitu bagaimana batuan beku seberat lebih dari 500 kilogram dipindahkan dan ditempatkan seperti pada  Adam’s Garden.

Tepat di belakang dermaga batu pasir terdapat jalan selebar dua meter dengan panjang kurang lebih 201 meter yang berkelok-kelok di bagian selatan bukit yang menjulang lebih dari 35 meter.

Terdapat ribuan batu, semua merupakan batuan beku, terletak di bawah dan atas jalan yang diposisikan sebagai penyangga. Tidak jauh terdapat banyak lempengan batu pasir dengan berat berton-ton berdiri di Mullumbimby. Asal usul jalur pengangkutan resmi tidak diketahui.

Tetapi sebuah keyakinan mengatakan bahwa semua batu, baik seberat satu kilogram maupun satu ton dikirim dan dibongkar di dermaga yang merupakan bagian dari Adam’s Garden.

Satu yang masih menjadi misteri yaitu cara mengangkut batuan berat yang mengisi gundukan kecil di situs Standing Stones.

Baca Juga: Cadas Kanguru Berusia 17.300 Tahun Menjadi Lukisan Tertua di Australia