Es Tertua dari Pegunungan Alpen Menyimpan 10.000 Tahun Memori Iklim

By Utomo Priyambodo, Jumat, 18 Juni 2021 | 22:00 WIB
Es tertua dari Pegunungan Alpen. (Riccardo Selvatico/CNR/Ca' Foscari University of Venice)

"Jika kita kehilangan arsip-arsip seperti ini, kita akan kehilangan ingatan tentang bagaimana manusia telah mengubah atmosfer," kata Fabio Trincardi, direktur Department of Earth System Science and Environmental Technologies di Italian National Research Council.

"Mari kita coba melestarikannya untuk generasi mendatang yang akan mempelajarinya ketika kita tidak lagi di sini."

Diluncurkan pada tahun 2015 oleh para ahli glasiologi Prancis, Italia, dan Swiss, Ice Memory telah bermitra dengan para ilmuwan dan kelompok penelitian dari seluruh dunia dalam upaya melestarikan inti-inti es untuk studi di masa mendatang. Penelitian selanjutnya dari proyek ini akan tersedia dalam database akses terbuka.

Baca Juga: Gunung Es Terbesar Sedunia, Seluas Pulau Madura, Lepas dari Antarktika

Gletser Aletsch, merupakan gletser terbesar di Pegunungan Alpen. (Thinkstockhpoto)

Organisasi Ice Memory memperkirakan bahwa pada akhir abad ini, kita tidak akan memiliki lagi gletser yang tersisa di bawah 3.500 meter atau 11.483 kaki di Pegunungan Alpen dan di bawah 5.400 meter atau 17.717 kaki di Andes. Jadi akan ada banyak bukti ilmiah yang bisa hilang dari sana akibat pemanasan global.

Para peneliti mengharapkan bahwa pada tahun 2022 fasilitas penyimpanan gua salju Antartika akan selesai. Fasilitas penyimpanan es ini terletak di stasiun penelitian Concordia Prancis-Italia. Dengan suhu rata-rata minus 54 derajat Celsius atau minus 65 derajat Fahrenheit, gua ini tidak memerlukan pasokan energi dan harus aman dari pemanasan di masa depan yang terjadi di seluruh bagian planet Bumi ini.

"Iklim kita dalam keadaan darurat," kata Tiziana Lippiello, Rektor di Ca' Foscari University of Venice. "Untuk menghadapi krisis ini, kita perlu memahami penyebabnya dan menemukan solusi yang mungkin, sehingga penelitian dan pengajaran ini diperlukan."