Peta Buache dari Abad ke-18 Ini Ada Gambar Benua Antarktika, Benarkah?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Senin, 21 Juni 2021 | 16:00 WIB
Peta Philippe Buache yang menggambarkan Antarktika terbagi dua bagian. (Library of Congress)

 

Hasilnya, dalam peta-peta yang dibuatnya memiliki hipotesis yang benar adanya, seperti keberadaan Alaska dan Selat Bering. Meski demikian, tidak semua spekulasinya benar.

Pada peta Buache yang tahun 1739 misalnya, ia menduga ada laut di tengah-tengah Antarktika.  Padahal, seperti yang kita tahu, tak ada laut atau permukaan air yang membelah Antarktika kini.

Hapgood menduga Buache menggunakan beberapa peta yang digunakan oleh peradaban kuno yang maju, atau oleh 'kartografer asing'. Jika demikian, kartografer atau peradaban kuno manakah yang mengetahui pasti seperti apa topografi Antarktika tanpa es?

Pada legenda atau keterangan yang Buache berikan di petanya menggunakan kata "diduga" dan "dicurigai".

Sebenarnya ada beberapa hal yang kurang akurat dalam peta Buache ini yang bisa dibaca dari keteranga-keterangannya.

Baca Juga: 430.000 Tahun Silam Meteor Meledak di Antartika, Lebih Dahsyat dari Bom Atom Hiroshima

Peta geologis Eropa pertama yang dibuat Phillipe Buache dan Jean-Étienne Guettard 1746 (Wikimedia)

Dalam anggapan ada laut besar yang memisahkan dua daratan Antarktika misalnya, Buache dalam keterangan peta ini baru dugaannya yang percaya akan hal itu karena merujuk sungai besar di Siberia yang menciptakan gunung es di Utara. Laut itu disebut Bassin terreste (cekungan air yang terkurung daratan).

Kesalahan Buache juga mudah ditemukan, seperti Selandia Baru yang ditampilkan sebagai semenanjung daratan Antarktika di Samudera Pasifik. Kesalahan ini diduga karena menggunakan data laporan Abel Tasman yang tiba ke sana pada 1643 di Kepulauan Motukawao (Isles of Three Kings).

Abel Tasman belum memetakan Selandia Baru secara lengkap. Buache menarik tanjung Pulau Utara, Selandia Baru langsung ke Antarktika, padahal masih ada Pulau Selatan yang lebih besar, serta laut yang memisahkan bermil-mil jauhnya.

Hal serupa terjadi pada Pulau Bouvet yang merupakan pulau terpencil di selatan Atlantik yang dikira tanjung sisi lain Antarktika. Itu karena Buache menggunakan jurnal penjelajah Prancis Jean Baptiste Charles Bouvet de Louzier yang melaporkan banyak gunung es selama perjalannya ke selatan.

Baca Juga: Samudra di Dunia Kini Ada Lima: Mari Mengenal Samudra yang Terbaru