Seorang Petani Menemukan Prasasti Kuno Peninggalan Firaun Mesir

By Utomo Priyambodo, Selasa, 22 Juni 2021 | 15:27 WIB
Prasasti batu pasir kuno peninggalan firaun Mesir. (Egyptian antiquities ministry)

Di bagian atas prasasti terdapat ukiran cakram matahari bersayap, cakram yang kadang-kadang dikaitkan dengan dewa matahari Ra, dengan cartouche firaun Apries. Ada 15 baris tulisan hieroglif di bawah ukiran gambar tersebut, ujar pihak kementerian sebagaimana dilansir Live Science.

Apries, sang firaun juga dikenal sebagai Wahibre Haaibre, memerintah selama dinasti ke-26 Mesir. Ia memerintah di periode ketika Mesir merdeka dan ibu kotanya sering terletak di Sais di Mesir utara.

Saat ini para arkeolog Mesir sedang berusaha menerjemahkan tulisan hieroglif dari prasasti tersebut. Mostafa Waziri, sekretaris jenderal Dewan Tertinggi Purbakala Mesir, mengatakan bahwa prasasti itu tampaknya terkait dengan kampanye militer yang dilakukan Apries di timur Mesir.

Sejarawan Yunani kuno Herodotus yang hidup sekitar 484 hingga 425 Sebelum Masehi mengklaim bahwa Apries kalah perang melawan Fenisia yang menyebabkan banyak tentara Mesir tewas dan memicu perang saudara di Mesir. Kejadian ini akhirnya menyebabkan Apries terbunuh dan digantikan sebagai firaun bernama Amasi.

Baca Juga: Narmer atau Menes, Firaun Pertama Yang Berhasil Menyatukan Mesir

Kepala Firaun Aries, Dinasti XXVI, 589-570 SM, Museo Civico Archeologico, Bologna. ( Stephen Bartlett Travels/FLICKR)

Tidak jelas apakah prasasti yang baru ditemukan ini menceritakan peristiwa tersebut. Sebab, kini para peneliti masih sedang berusaha mengartikan hieroglif yang terukir pada prasasti batu pasir kuno itu.

Hieroglif sendiri adalah tulisan yang membuka tabir sejarah Mesir Kuno sekaligus merupakan tulisan bangsa Mesir Kuno. Hieroglif adalah aksara Mesir Kuno yang terdiri dari kombinasi elemen logograf dan alfabet.

Karakter tersebut terdiri atas gambar dalam bentuk manusia, hewan, atau benda, dan lambang tulisan yang bersifat rahasia atau sulit dipahami maknanya. Ada juga sejenis hieroglif yang lebih sederhana atau hieroglif kursif, yang digunakan untuk menulis literatur keagamaan pada papirus, sejenis kertas di Mesir kuno. Kedua jenis hieroglif tersebut dipakai hingga sekitar tahun 400 Masehi.

Hieroglif berasal dari bahasa Yunani, hieros yang artinya suci dan glufe berarti ukiran. Secara etimologis, hieroglif bisa diartikan sebagai ukiran suci. Sedangkan Bangsa Mesir menyebutnya "aksara dewa", merujuk pada asal-usul tulisan hieroglif yang dipercaya berasal dari para dewa.

Baca Juga: Tanda Perbatasan Pertama dalam Sejarah Ditemukan, Milik Raja Scorpion