Nationalgeographic.co.id—Bumi yang kita huni sudah berusia lebih dari ribuan tahun. Bagi kita, manusia, bentuk lautan dan benua tampak statis. Begitu pun dengan lokasinya, tidak berpindah secara signifikan. Hal tersebut berasa demikian karena usia hidup kita tidaklah lama, sehingga tidak sempat merasakan perubahannya. Lalu, bagaimana keadaan bumi kita pada 250 juta tahun mendatang?
Jika kehadiran kita di bumi melampaui ratusan juta tahun, bukan hanya beberapa dekade, kita akan melihat massa daratan bergabung dan terpisah lagi dengan daratan lainnya secara terus menerus. Daratan seakan menari mengelilingi bumi. Dimeriahkan oleh maraknya gempa bumi juga letusan gunung merapi yang tak ada habisnya.
Setidaknya sudah berkali-kali, semua bagian daratan planet bumi berkumpul dan membentuk satu pulau raksasa. Sekitar 200 juta tahun yang lalu, telah terjadi konfigurasi benua raksasa bernama Pangea Proxima (disebut juga Pangea Ultima). Peristiwa bersejarah tersebut akan terulang kembali dalam 250 juta tahun mendatang.
Bagaimana penjelasan menurut geologi?
Saat Pangea Proxima terjadi, benua Afrika akan terhubung dengan Afrika bagian utara dan Antartika bagian selatan. Afrika akan menghantam Eropa dan Timur Tengah. Australia akan berdempetan dengan Asia bagian timur. Benua raksasa ini berpusat di sekitar sisa-sisa Samudra Hindia, yang sekarang menjadi laut interior yang merupakan bekas Mediterania. India nantinya akan menjadi pengganti Italia.
Di saat benua-benua telah bertabrakan, pegunungan yang baru akan muncul. Titik tertinggi baru dunia tidak lagi terletak di Himalaya, tetapi dalam rentang yang belum disebutkan namanya. Pegunungan tersebut akan muncul di sebuah titik, yang mana Florida dan Georgia akan bertabrakan dengan Afrika Selatan dan Namibia.
Namun, tidak mungkin masih terdapat menusia untuk menyaksikan pernyatuan daratan sedunia; konfigurasi benua besar. Bertahan hidup untuk satu abad ke depan, atau mempertahankan generasi selanjutnya untuk satu milenium berikutnya saja rasanya sudah beruntung.
Baca Juga: Kabar Benua yang Hilang: Petunjuk Ring of Fire dari Benua Zealandia
Mulai dari 11 juta tahun mendatang, Pulau Sulawesi sudah tidak ada lagi, kemungkinan sudah tenggelam. Lalu Filipina akan berdempetan dengan Papua, kemudian mereka akan bertabrakan dengan Jepang. Australian utara pun akan bertubrukan juga dengan Jepang.
Antartika akan menyatu dengan Madagaskar dan Pulau Sumatra. Teluk raksasa di antara Sumatra, Indochina, Jawa, Kalimantan dan Australia akan menjadi daratan. Semua benua yang telah terhubung nantinya akan terlihat seperti angka 8. Dunia ini nantinya hanya akan memiliki 2 laut; laut utara dan laut selatan.
Di Pangea Proxima, Cape Town dan Mexico City hanya berjarak satu hari berkendara. Lagos berada di utara New York, dan keduanya dekat dengan Laut Atlantik (saat itu lautan menyusut). Anda juga dapat melakukan perjalanan dari Sydney ke Shanghai, dan terus menuju Tokyo tanpa harus melintasi satu perairan pun.
Pada 250 juta tahun mendatang, satu hal yang tetap sama: Selandia Baru masih merupakan tempat yang terisolasi, selamanya akan berada di bagian pojok kanan bawah peta.
Baca Juga: Pecahan Benua Purba Ditemukan di Tempat Terpencil Sekitar Kanada