Jamur Parasit Ditemukan Tumbuh di Fosil Semut Berusia 50 Juta Tahun

By Hanny Nur Fadhilah, Rabu, 7 Juli 2021 | 21:00 WIB
Ini adalah contoh semut tertua yang terinfeksi oleh parasit jamur yang pernah ditemukan. ( George Poinar Jr)

Nationalgeographic.co.id—Para ilmuwan telah mengidentifikasi spesies baru jamur parasit yang punah. Spesies jamur ini muncul dari bagian belakang semut berusia 50 juta tahun. Semuanya terawetkan dengan sempurna dalam damar.

Semut kemungkinan besar mati akibat infeksi jamur. Secara kebetulan, ia menempel di resin pohon tak lama kemudian. Ini adalah contoh parasit jamur tertua yang pernah ditemukan pada semut.

Spesies baru jamur itu dinamakan para peneliti yakni Allocordyceps baltica - Allocordyceps diterjemahkan menjadi "genus baru" dalam bahasa Yunani dan baltica mengacu pada wilayah Baltik tempat ambar ditemukan.

Ahli entomologi di Oregon State University, George Poinar Jr menjelaskan bahwa jenis penemuan ini sangat langka. Resin kuning mengandung bahan kimia yang memperbaiki sel dan jaringan yang bisa menghancurkan mikroba serta menguraikan spesimen.

Lebih lanjut, Pionar mengatakan jamur parasit sulit ditemukan dan dipelajari karena memiliki siklus hidup yang pendek.

"Tapi kita semua menanggung beberapa pertumbuhan jamur di tubuh kita. Serangga adalah inang yang bagus untuk jenis parasit ini karena mereka tersedia dan menyediakan sumber nutrisi yang kaya," ujar Poinar dikutip dari Live Science.

 

Semut tukang kayu dari genus Camponotus, seperti yang terperangkap dalam damar adalah inang umum jamur parasit modern dari genus Ophiocordyceps, yang juga termasuk dalam ordo yang sama dengan A. baltica.

"Saya cukup senang ketika saya menyadari bahwa jamur khusus ini menyebar sejauh ini," kata Poinar.

Meskipun A. baltica kemungkinan sudah punah, garis keturunannya bisa saja berevolusi menjadi Ophiocordyceps modern. Tapi pernyataan ini belum bisa dibuktikan secara genetik.

Perbedaan utama antara A. baltica dan Ophiocordyceps adalah di mana jamur mereka muncul dari semut. Jamur, atau ascomata, bertindak sebagai organ reproduksi jamur, melepaskan spora ke lingkungan.

Jamur Ophiocordyceps menumbuhkan ascomata di sekitar leher dan kepala semut inangnya. Kemudian jamur membajak otak semut inang dalam bentuk pengendalian pikiran, yang digunakan jamur untuk memaksa semut menggigit tanaman tempat semut tukang kayu lainnya bertelur.

Baca Juga: Kaviar Escamoles dari Semut Pohon Beludru Seharga Seratus Dollar

Tampak samping dari fosil semut tukang kayu yang terinfeksi A. baltica. (George Poinar Jr.)

Hal ini memungkinkan jamur untuk melepaskan spora mereka di daerah dengan konsentrasi tinggi dari inang baru yang potensial.

Tidak jelas mengapa A. baltica menumbuhkan ascomata melalui rektum semut, meskipun Poinar menduga hal itu memungkinkan jamur untuk menjaga inangnya tetap hidup untuk waktu yang lebih lama, yang berarti ia memiliki lebih banyak waktu untuk mendistribusikan spora.

"Rektum sudah terbuka sementara jamur harus menembus kapsul kepala untuk keluar melalui kepala. Itu akan memungkinkan semut untuk bertahan hidup beberapa hari lagi, karena begitu jamur memasuki kepala semut, semut akan mati," ujarnya.

Meskipun ascomata reproduktif muncul melalui rektum semut yang membatu, ada bukti bahwa jamur menyebar ke seluruh tubuh semut itu.

Stromata lempengan padat dari bagian vegetatif jamur, yang dikenal sebagai miselium dapat terlihat menonjol dari semut di perut dan bagian belakang leher. Para peneliti juga menemukan adanya kantung dimana spora reproduksi akan diproduksi di perut dan leher.

“Ini akan menyebabkan semut yang terinfeksi menjadi lambat dan mengerikan. Ketika hifa (filamen bercabang miselium) menyebar ke seluruh tubuh akan mengubah jaringan menjadi stadium jamur, bukan sel kanker," tutup Poinar.

Baca Juga: Enam Fakta Menarik dari Semut yang Perlu Anda Ketahui, Apa Sajakah?