Chris McKay ahli astrobiologi NASA yang terlibat dalam makalah itu mengatakan di forum itu, temuan ini sangat valid, dan armada misi luar angkasa yang kini dipersiapkan untuk Vernus berikutnya tidak akan memberikan hasil apa-apa terkait harapan untuk kehidupan pada planet tetangga kita.
"Hasil temuan kami itu belandaskan langsung pada pengukuran," terang McKay.
"Ini bukan model, bukan asumsi. Misi yang barus saja ditentukan NASA untuk pergi ke Venus akan melakukan pengukuran yang sama juga--suhu, tekanan--dan mereka akan sampai pada kesimpulan yang sangat sama [dengan temuan kami], karena Venus tidak berubah dalam waktu dekat."
Jika secara teoretis standar terendahnya adalah 0,585 dalam skala itu, McKay menyebut awan di Jupiter juga bisa menyediakan aktivitas air yang mendukung kehidupan.
Data yang dikumpulkan oleh pesawat Galileo di ketinggian 42 dan 68 kilometer di atas planet raksasa di tata surya itu menunjukkan aktivitasnya berada tepat di atas ambang batas itu. Suhu di wilayah ini juga hampir dapat bertahan sekitar minus -40 derajat Celcius.
Baca Juga: Astronom Temukan Pola Aneh di Awan Planet Venus, Apa Penyebabnya?
"Jupiter terlihat jauh lebih memungkinkan. Setidaknya ada lapisan di awan Jupiter yang dapat memenuhi kebutuhan air," kata McKay. "Itu tidak berarti ada kehidupan. itu hanya berarti ada sesuatu yang sehubungan degan air akan baik-baik saja."
Hallsworth juga menambahkan kalau teknik penghitungan aktivitas air juga dapat digunakan akan kelayakhunian di planet lain, termasuk di luar tata surya.
Bagaimanapun, baik di Venus, Jupiter, atau planet-planet lainnya, tingkat radfiasi ultraviolet yang tinggi atau kekurangan nutrisi mesti diperhitungkan.
Lantaran, kelebihan atau kekurangan itu dapat mencegah kehidupan potensial berkembang, dan pengkuran yang sama sekali baru akan diperlukan untuk menemukan apakah suatu temuan valid atau tidak.
Baca Juga: Gas di Bumi Ditemukan Juga di Venus, Tanda Adanya Kehidupan?