Benteng Terakhir Es Kutub Utara Mencair Akibat Perubahan Iklim

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Jumat, 2 Juli 2021 | 22:00 WIB
Es Arktika semakin menipis seiring Bumi yang menghangat. (Rich Reid/National Geographic Creative)

"Kami mulai bertanya-tanya apa yang terjadi dan mengapa, dan apakah itu berpotensi terkait dengan apa yang kami lihat di acara 2018," kata Schweiger.

Lantas pengamatan satelit dan model iklim dilakukan, dan menemukan angin bergerak ke utara yang tidak biasa memecah es laut, serta mendorongnya menjauh dari Laut Wandel.

Faktanya, Schweiger mamparkan, lapisan es laut terendah pada tahun 2020 akan lebih rendah lagi jika bukan karena es tebal yang mengapung ke daerah itu selama musim dingin tahun itu.

Hilangnya lapisan es ini tidak mungkin terjadi jika perubahan iklim belum terjadi di Last Ice Area. Nyatanya, sekitar 20% dari kejadian hilangnya lapisan es pada 2020 terjadi akibat perubahan iklim. Sedangkan 80% sisanya berhubungan dengan anomali angin dan arus laut, tulis tim dalam laporan.

Baca Juga: Es Laut Kutub Utara Berada di Rekor Terendah Kedua

Seekor beruang kutub muda melompat ke lapisan es di Svalbard, Norwegia. Perubahan iklim sangat mengancam keberlangsungan hidup beruang kutub sehingga mereka masuk daftar hewan yang rentan terhadap kepunahan. (Paul Nicklen/Nat Geo Image Collection)

Proyeksi iklim melaporkan bahwa es laut di musim panas akan meleleh di Kutub Utara kecuali benteng terakhir es itu. Daerah itu diprediksikan akan lenyap sepenuhnya sesegera mungkin pada tahun 2040, terang para ilmuwan sebelumnya.

Tetapi laporan ilmiah terbaru belum memastikan kapan atau apakah kawasan ini bisa mencair sepenuhnya, dan bagaimana tren pencairannya bisa dipercepat beserta perkiraannya yang terbaru.

"Mengingat hasil kami, kami berharap untuk melihat kawasan besar perairan terbuka di daerah ini lebih sering," sambung Laidre.

Hal yang penting untuk dikembangkan dalam penelitian ke depan adalah bagaimana hal itu mempengaruhi satwa liar laut. Sebab hal itu juga sulit diprediksi, ujarnya.

Baca Juga: Samudra di Dunia Kini Ada Lima: Mari Mengenal Samudra yang Terbaru