Nationalgeographic.co.id—Sebuah hasil studi internasional menyatakan bahwa wabah virus corona pernah merebak di kawasan Asia Timur lebih dari 20.000 tahun lalu. Dalam studi ini, para ilmuwan menyatakan bahwa mereka menemukan adanya jejak-jejak wabah tersebut pada susunan genetik orang-orang dari daerah itu.
Profesor Kirill Alexandrov dari CSIRO-QUT Synthetic Biology Alliance dan Center for Genomics and Personalized Health di Queensland University of Technology (QUT) bersama para peneliti dari University of Arizona, University of California San Francisco, dan University of Adelaide, telah mempublikasikan temuan mereka itu di jurnal Current Biology pada 24 Juni 2021.
Menurut catatan mereka, dalam 20 tahun terakhir, telah terjadi tiga wabah virus corona yang berdampak parah. Pada tahun 2002, wabah virus SARS-CoV dari Tiongkok yang menyebabkan penyakit Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) menewaskan lebih dari 800 orang. Lalu pada 2012 ada wabah MERS-CoV yang menyebabkan penyakit Middle East Respiratory Syndrome (MERS) yang menewaskan lebih dari 850 orang. Kemudian kini ada wabah SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi COVID-19 yang setidaknya telah menewaskan 3,8 juta orang.
Namun begitu, wabah virus corona sebenarnya tidak hanya terjadi sejak 20 tahun lalu. Studi baru terkait evolusi genom manusia ini mengungkapkan bahwa wabah besar virus corona lainnya pernah merebak ribuan tahun sebelumnya.