Mission Control tidak menyadari gawatnya situasi tersebut. Upaya untuk menghubungi kosmonaut melalui radio VHF disambut dengan keheningan dan seketika rasa tidak nyaman memenuhi ruangan. Dua puluh dua menit sebelum mendarat, radar militer mendeteksi kapsul yang turun dengan cepat memasuki wilayah udara Soviet.
Setelah keheningan yang merajalela, akhirnya muncul secercah harapan bahagia ketika parasut drogue secara otomatis terbuka diikuti oleh kanopi utama. Sepuluh menit sebelum mendarat, awak helikopter melihat Soyuz-11 yang tidak rusak berayun di bawah parasut yang tampak sempurna. Namun, tetap tidak terdengar kabar dari para kosmonaut.
Mission Control merayakan secara sukacita ketika komandan helikopter melaporkan bahwa kapsul telah mendarat. Mereka telah mempersiapkan kebahagiaan pulang ke rumah untuk pertama kalinya dalam tiga minggu hanya dengan membuka palka dalam beberapa menit. Dalam dua menit, para penyelamat sampai di Soyuz-11 dan melihat kehadiran ketiga kosmonaut melalui lambung kapal.
Baca Juga: 4 Inovasi Teknologi yang Muncul Setelah Pendaratan di Bulan 50 Tahun Lalu
Baca Juga: Mengulik Teknologi Komputer Apollo 11 yang Berhasil Mendarat di Bulan
Tetapi, tidak ada jawaban dari dalam.
Ketika para penyelamat membuka palka, ditemukan tiga kosmonaut tergeletak tidak bergerak. Wajah mereka dipenuhi dengan memar, serta darah keluar dari hidung dan telinga. Badan Dobrovolski masih terasa hangat, tetapi upaya penyelamatan pertama terbukti sia-sia.
"Dari luar, tak terlihat ada kerusakan apapun. Petugas mengetuk sisi kapsul, namun tak ada respons dari dalam," kata Kerim Kerimov, kepala Komisi Negara untuk Pengujian Terbang Soyuz.
Kontak pertama antara penyelamat dan Mission Control berupa kode tiga angka yaitu 1-1-1. Angka tersebut merupakan kode yang menunjukkan kesehatan para kosmonaut. Angka 5 menunjukkan kondisi yang sangat baik, 4 menunjukkan kondisi baik, 3 berarti menderita luka-luka, 2 berarti luka berat, dan 1 berarti fatal. Rangkaian angka yang menunjukkan bahwa Dobrovolski, Volkov, dan Patsayev semuanya mati.
Tragedi ini menyebabkan kesedihan di seluruh Uni Soviet. Bahkan, Perdana Menteri, Leonid Brezhnev meneteskan air mata setelah melewati peti mati para kosmonaut. Mereka dimakamkan di Kremlin, dekat makam Yuri Gagarin, manusia pertama yang menjelajahi angkasa luar.
Ketiga kosmonaut dianggap sebagai pahlawan Uni Soviet.