Tragedi Soyuz-11: Manusia Pertama yang Gugur di Luar Angkasa

By Bella Jingga Ardilla, Sabtu, 10 Juli 2021 | 15:00 WIB
Emblem Soyuz-11 merupakan satu-satunya misi berawak menuju stasiun luar angkasa pertama di dunia, Salyut-1. Misi impian manusia yang bersejarah. (WEEBAU)

Nationalgeographic.co.id—Kosmonaut pengganti Soyuz-11 telah menghabiskan tiga minggu melakukan eksperimen di stasiun luar angkasa pertama di dunia. Namun, perjalanan pulang mereka berakhir tragis.

Raut penuh dengan penyesalan, dan kesedihan memenuhi wajah seorang pria. Satu orang anggota pemulihan berlutut di samping pria tersebut dekat kapsul Soyuz-11, yang baru saja mendarat setelah memecahkan rekor 23 hari bertahan di stasiun luar angkasa pertama di dunia.

Keadaan kontras terjadi sebelum kapsul Soyuz-11 mendarat. Kedua pria bersemangat dan berteriak untuk menyambut para kosmonaut yang kembali. Georgi Dobrovolski, Vladislav Volkov, dan Viktor Patsayev merupakan ketiga kosmonaut yang membawa ketenaran Uni Soviet seperti angin puyuh pada 1971. Tetapi ketika mereka mengetuk kapsul, hanya kesunyian yang memyambutnya.

Para penyelamat segera membuka palka tetapi pemandangan mengerikan justru terlihat. Ketiga kosmonaut ditemukan terbaring kaku di kursi dengan lebam biru di wajah dan darah yang mengalir dari hidung beserta telinga. Pada 30 Juni 1971, rakyat Uni Soviet bersedih dengan kematian pertama yang terjadi di luar angkasa.

Melihat runtutan peristiwa ke belakang, sejak awal, Soyuz-11 adalah misi yang tidak mudah. Sejak langkah bersejarah Neil Amstrong di Bulan, Soviet membatalkan rencana pendaratan di bulan demi membangun stasiun luar angkasa yang mengorbit Bumi.

Georgi Dobrovolski, Vladislav Volkov, and Viktor Patsayev selama Soyuz 11 (Wikimedia)

 

Salyut 1 diluncurkan pada April 1971, tetapi para kosmonaut gagal mendarat selama misi Soyuz-10. Hal ini berarti Alexei Leonov (penjelajah luar angkasa pertama di dunia), Valeri Kubasov , dan Pyotr Kolodin harus mencoba lagi dengan Soyuz-11.

Akan tetapi, tiga hari sebelum peluncuran, dalam pemeriksaan rutin, dokter menemukan pembengkakan di paru-paru kanan Kubasov.  Terindikasi terkena TBC atau Tuberkulosis, akhirnya seluruh kosmonaut digantikan dengan para cadangan. Radang dan pembengkakan paru-paru Kubaskov disebabkan oleh alergi serbuk sari, tetapi para pejabat tetap teguh pada keputusan untuk mengganti ketiga kosmonaut utama.

Mendengar keputusan tersebut para kosmonaut utama marah. Kolodin kembali ke kamar dan mabuk serta menangis dalam kemarahan. Namun, keputusan tersebut juga tidak mudah bagi para kosmonaut cadangan yang dihadapkan pada misi luar angkasa terlama di dunia.  

Dalam catatan kehidupan, Two Sides of the Moon, Leonov mengingat rasa takut yang dirasakan para kosmonaut. Seorang seniman membuat gambar sketsa Patsayev pada malam sebelum peluncuran Soyuz-11 dan menamakannya sebagai Mata Patsayev. Dari mata sang insinyur mekanik, seorang pria yang mencintai sastra dan musik, jelas sekali terlihat masalah.

Baca Juga: Tantangan Besar NASA Selanjutnya? Mencuci Pakaian di Luar Angkasa

Ketiga Kosmonaut dalam misi ke stasiun luar angkasa di dalam Soyuz 11 (Wikimedia)

Berdasarkan keputusan pemerintah dipilh-lah komandan pengganti Soyuz-11 yaitu Dobrovolski, seorang pilot pesawat tempur dan penerjun payung. Ketika masih muda, jari Dobrovolski dihancurkan oleh Nazi sebagai hukuman karena memberikan amunisi dan pesan kepada lawan. Beberapa tahun selama pelatihan kosmonaut di dalam isolasi, pria yang mencintai keluarga ini menghabiskan waktu dengan mengukir boneka kayu kecil untuk sang putri.

Sementara itu, satu dari tiga kosmonaut pengganti terdapat Volkov. Volkov merupakan satu-satunya kosmonaut yang pernah terbang sebelumnya. Seorang atlet dan petinju yang berbakat, insinyur penerbangan dan juga menjadi jurnalis terakreditasi pertama di luar angkasa. Selama Soyuz-11, ketampanannya menjadi ikon untuk wanita Rusia.

Setelah diluncurkan pada 6 Juni 1971, perjalanan panjang Soyuz-11 menuju Salyut 1 terbukti lancar dengan ketiga kosmonaut di dalamnya. Tiga minggu berikutnya, para kosmonaut melakukan banyak eksperimen, seperti menanam kubis China dan bawang bombay, mengambil spektogram bintang, dan memotret salju serta es di tepi Sungai Volga. Ketiga kosmonaut yang mengorbit bahkan tampil di acara malam Soviet.

Tetap saja, kebahagiaan sulit dijelaskan. Bekerja shift yang tidak pernah berhenti dan monoton menjadi sangat melelahkan, seperti yang dikeluhkan Dobrovolski dalam buku hariannya. Bagian instrumen yang panas memenuhi stasiun luar angkasa dengan asap, dan membebani serta menguji kemampuan para kosmonaut.

Beruntungnya, situasi kembali nyaman dengan perayaan ulang tahun Patsayev pertama di luar angkasa, dengan rekan kosmonaut yang mentraktir dengan makanan spesial seperti daging sapi muda, kue kering dan jus blackberry. Sayangnya, ini menjadi ulang tahun terakhir Patsayev.

Akhirnya setelah misi selesai, pada 19 Juni, Soyuz-11 lepas landas dari Salyut 1. Kemudian para kosmonaut menembakkan mesin kapal mereka untuk kembali ke Bumi. Volkov bersenda gurau dengan pengendali penerbangan untuk memastikan tersedianya cognac di lokasi pendaratan mereka.

Baca Juga: Astronot Apollo 11 yang Terlupakan, Michael Collins Wafat di Usia 90

Soyuz 11 yang kembali ke Bumi dengan membawa tiga awaknya yang tewas pada 30 Juni 1971 waktu Moskow. (ROSKOSMOS)

 

Tragedi Soyuz 11. Misi berakhir dengan bencana ketika kapsul awak mengalami tekanan hebat selama persiapan untuk masuk kembali ke orbit Bumi. Penyelamatan Descent Module di tempat pendaratannya. Tiga awaknya menjadi manusia pertawa yang tewas di luar angkasa. (SMITHSONIAN)

Baca Juga: Stasiun Luar Angkasa Internasional Akan Mendapatkan Toilet Baru

Dua puluh sembilan menit sebelum mendarat, ketika masih berada di ketinggian 100 mil atau 160 kilometer, bahan peledak ditembakkan seperti yang direncanakan untuk memisahkan modul orbital dan instrument Soyuz-11. Kapsul lonceng menjadi satu-satunya pertahanan kosmonaut.

Lalu apa yang selanjutnya terjadi?

Setelah modul dilepaskan, tekanan oksigen di dalam kapsul Soyuz-11 turun drastis. Semua udara keluar dari Soyuz-11. Berdasarkan letak tubuh kosmonaut, penyidik menyimpulkan bahwa Dobrovolski dan Volkov melepaskan ikatan dari tempat duduk untuk mencari sumber kebocoran.

Otopsi yang dilakukan di Burdenko Military Hospital menemukan bahwa penyebab kematian para kosmonaut adalah adanya pendarahan pada pembuluh darah di otak, bawah kulit, telinga bagian dalam, dan  rongga hidung. Hal tersebut terjadi akibat paparan kondisi vakum yang menyebabkan oksigen dan nitrogen dalam aliran darah mereka "mendidih" dan pecah.

Hanya dalam 50 detik, denyut nadi Patsayev turun drastis karena kekurangan oksigen. Dalam 110 detik, ketiga kosmonaut menghembuskan napas terakhirnya.

 

Mission Control tidak menyadari gawatnya situasi tersebut. Upaya untuk menghubungi kosmonaut melalui radio VHF disambut dengan keheningan dan seketika rasa tidak nyaman memenuhi ruangan. Dua puluh dua menit sebelum mendarat, radar militer mendeteksi kapsul yang turun dengan cepat memasuki wilayah udara Soviet.

Setelah keheningan yang merajalela, akhirnya muncul secercah harapan bahagia ketika parasut drogue secara otomatis terbuka diikuti oleh kanopi utama. Sepuluh menit sebelum mendarat, awak helikopter melihat Soyuz-11 yang tidak rusak berayun di bawah parasut yang tampak sempurna. Namun, tetap tidak terdengar kabar dari para kosmonaut.

Mission Control merayakan secara sukacita ketika komandan helikopter melaporkan bahwa kapsul telah mendarat. Mereka telah mempersiapkan kebahagiaan pulang ke rumah untuk pertama kalinya dalam tiga minggu hanya dengan membuka palka dalam beberapa menit. Dalam dua menit, para penyelamat sampai di Soyuz-11 dan melihat kehadiran ketiga kosmonaut melalui lambung kapal.

Baca Juga: 4 Inovasi Teknologi yang Muncul Setelah Pendaratan di Bulan 50 Tahun Lalu

Permakaman ketiga Kosmonaut yang gugur pada Soyuz 11 (Wikimedia)

 

 

Perangko Uni Soviet: Kosmonot Georgy Dobrovolsky, Vladislav Volkov dan Viktor Patsayev. Seri: Kenangan untuk Para Kosmonot, yang Gugur Selama Misi Luar Angkasa Soyuz 11, 6-30 Juni 1971. Teks berwarna merah di atas berarti 'Para pahlawan akan hidup selama berabad-abad'. (Matsievsky/USSR Post)

Baca Juga: Mengulik Teknologi Komputer Apollo 11 yang Berhasil Mendarat di Bulan

 

Tetapi, tidak ada jawaban dari dalam.

Ketika para penyelamat membuka palka, ditemukan tiga kosmonaut tergeletak tidak bergerak. Wajah mereka dipenuhi dengan memar, serta darah keluar dari hidung dan telinga. Badan Dobrovolski masih terasa hangat, tetapi upaya penyelamatan pertama terbukti sia-sia.

"Dari luar, tak terlihat ada kerusakan apapun. Petugas mengetuk sisi kapsul, namun tak ada respons dari dalam," kata Kerim Kerimov, kepala Komisi Negara untuk Pengujian Terbang Soyuz.

Kontak pertama antara penyelamat dan Mission Control berupa kode tiga angka yaitu 1-1-1. Angka tersebut merupakan kode yang menunjukkan kesehatan para kosmonaut. Angka 5 menunjukkan kondisi yang sangat baik, 4 menunjukkan kondisi baik, 3 berarti menderita luka-luka, 2 berarti luka berat, dan 1 berarti fatal. Rangkaian angka yang menunjukkan bahwa Dobrovolski, Volkov, dan Patsayev semuanya mati.

Tragedi ini menyebabkan kesedihan di seluruh Uni Soviet. Bahkan, Perdana Menteri, Leonid Brezhnev meneteskan air mata setelah melewati peti mati para kosmonaut. Mereka dimakamkan di Kremlin, dekat makam Yuri Gagarin, manusia pertama yang menjelajahi angkasa luar.

Ketiga kosmonaut dianggap sebagai pahlawan Uni Soviet.