Kucing juga demikian bisa terpengaruh oleh oksitosin, walau mereka jarang bergaul dengan manusia saat dipelihara. Hal itu ditulis dalam hasil tesis di Oregon State University tahun 2019.
Untuk menguji seberapa merasa sayangnya atau terikatnya peliharaan terhadap pemilik, para ahli sudah mengji lewat eksperimen yang disebut Ainsworth Strange Situation. Jenis eksperimen ini awalnya hanya untuk melihat keterikatan anak dengan orang tuanya, atau orang lain dalam suatu ruangan.
Tetapi uji coba tersebut tidak sama dengan hewan. Lantaran, anjing dan kucing dengan kondisi tanpa pelaithan memiliki rentang perhatian yang lebih pendek daripada balita. Sehingga hewan peliharaan telah kehilangan minat di ruangan itu ketika ada orang lain di tempat kejadian.
Baca Juga: Mengapa Kita Lebih Peduli pada Hewan Peliharaan Daripada Sesama?
Pengujian itu dijabarkan dalam dua makalah, yakni di PLoS One (2015) pada kucing, dan Applied Animal Behaviour Science (2008) pada anjing.
Karena hasilnya yang berbeda, para ilmuwan mengembangkan eksperimennya.
Pada anjing, 48 ekor diuji untuk menjelajah ruangan sendirian, dengan pemiliknya, atau bersama orang asing. Selain itu beberapa peneliti memberikan kedua ruangan berupa mainan saat pertengahan eskperimen.
Hasilnya, mereka menyimpulkan, anjing menguasai lebih banyak tempat daripada pemiliknya. Tetapi mereka jauh lebih sedikit menguasai tempat ketika bersama orang asing, dan sangat sedikit ketika ditinggal sendirian.
Dalam aktivitas, anjing pun lebih senang bermain dengan pemiliknya. Walau pemiliknya tak bermain bersama, anjing lebih senang bermain saat si pemilik ada di sekitarnya. Dengan orang lain atau sendiri, mereka hanya bermain lebih sedikit.
Baca Juga: Kemandirian Kucing Sebabkan Mereka Lebih Apatis daripada Anjing