Coba Eksperimen Ini untuk Tahu Apakah Peliharaan Juga Mencintai Kita

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Minggu, 4 Juli 2021 | 14:00 WIB
Anjing dikenal sebagai hewan peliharaan dengan penciuman yang sangat tajam dan intuitif. (Lutfi Fauziah)

Nationalgeographic.co.id - Bagaimana caranya kita tahu kalau hewan peliharaan mencintai kita? Tentu hal yang sulit jika kita menanyakannya langsung, mengingat gaya komunikasi antara manusia dengan peliharannya berbeda.

Bagi pemelihara hewan tentunya menyadari dirnya disayangi pemiliknya. Tapi apakah hubungan keterikatan itu saling menguntungkan? Maka dari itu, untuk mengetahuinya perlu pengamatan jeli diuji oleh para ilmuwan, dan kini bisa Anda praktikkan.

Pertama-tama, ketahui dulu bagaimana keterikatan akan rasa sayang dimaknai secara psikologis. Yakni, rasa ikatan dengan individu yang memberikan keselamatan dan keamanan. Definisi ini seperti peran hubungan orang tua untuk anak balitanya: anak senang di dekat orang tuanya, kesal bila orang tuanya pergi.

Rasa dicintai atau disayangi secarabiologis muncul akibat oksitosin, yakni hormon alami yang memicu keterikatan ibu pada bayinya.

Ternyata, berdasarkan laporan di Physiology & Behavior (Vol 237 tahun 2021) juga dimiliki hewan lain, termasuk anjing. Oksitosin akan melonjak terutama saat anjing dibelai atau ditatap matanya oleh pemiliknya, tulis para peneliti.

 

Kucing juga demikian bisa terpengaruh oleh oksitosin, walau mereka jarang bergaul dengan manusia saat dipelihara. Hal itu ditulis dalam hasil tesis di Oregon State University tahun 2019.

Untuk menguji seberapa merasa sayangnya atau terikatnya peliharaan terhadap pemilik, para ahli sudah mengji lewat eksperimen yang disebut Ainsworth Strange Situation. Jenis eksperimen ini awalnya hanya untuk melihat keterikatan anak dengan orang tuanya, atau orang lain dalam suatu ruangan.

Tetapi uji coba tersebut tidak sama dengan hewan. Lantaran, anjing dan kucing dengan kondisi tanpa pelaithan memiliki rentang perhatian yang lebih pendek daripada balita. Sehingga hewan peliharaan telah kehilangan minat di ruangan itu ketika ada orang lain di tempat kejadian.

Baca Juga: Mengapa Kita Lebih Peduli pada Hewan Peliharaan Daripada Sesama?

Kucing (Enes Evren/Getty Images/iStockphoto)

Pengujian itu dijabarkan dalam dua makalah, yakni di PLoS One (2015) pada kucing, dan Applied Animal Behaviour Science (2008) pada anjing.

Karena hasilnya yang berbeda, para ilmuwan mengembangkan eksperimennya.

Pada anjing, 48 ekor diuji untuk menjelajah ruangan sendirian, dengan pemiliknya, atau bersama orang asing. Selain itu beberapa peneliti memberikan kedua ruangan berupa mainan saat pertengahan eskperimen.

Hasilnya, mereka menyimpulkan, anjing menguasai lebih banyak tempat daripada pemiliknya. Tetapi mereka jauh lebih sedikit menguasai tempat ketika bersama orang asing, dan sangat sedikit ketika ditinggal sendirian.

Dalam aktivitas, anjing pun lebih senang bermain dengan pemiliknya. Walau pemiliknya tak bermain bersama, anjing lebih senang bermain saat si pemilik ada di sekitarnya. Dengan orang lain atau sendiri, mereka hanya bermain lebih sedikit.

Baca Juga: Kemandirian Kucing Sebabkan Mereka Lebih Apatis daripada Anjing

 

Anjing yang memiliki rasa keterikatan dengan pemiliknya akan mengawasi kepulangannya. Mereka yang ditinggalkan sendiri cenderung bersikap waspada, sering menghadap pintu tempat pemiliknya pergi, atau secara aktif mencarinya.

Lantas bagaimana dengan kucing?

Dalam makalah tahun 2015 itu, para peneliti mencoba eksperimen yang sama seperti yang dilakukan pada anjing. Hasilnya, dari 20 kucing, hanya 18 kucing yang berhasil menyelesaikan percobaan. Sisanya? Meninggalkan sebagian besar eksperimen.

Hasilnya, perilaku kucing hanya mengalami sedikit perubahan pada saat berada di ruangan bersama pemiliknya, orang asing, atau sendirian. Kucing memberi sedikit hasil akan keterikatan rasa aman dengan pemiliknya.

Baca Juga: Mengapa Kucing Dijuluki Sebagai Hewan yang Memiliki Sembilan Nyawa?

Menurut sebuah penelitian, memelihara anjing dapat membuat Anda panjang umur. (Oxana Medvedeva/Getty Images/iStockphoto)

Tetapi secara suara, mereka mengeong lebih banyak ketika pemilknya meninggalkan mereka dengan orang asing, dibandingkan orang asing itu pergi meninggalkannya bersama pemiliknya.

Para peneliti menulis, mungkin kucing memiliki preferensi sosial, atau rasa keterikatan ini bisa muncul dalam kondisi tertentu. Tapi bukan berarti, kucing tidak membentuk rasa hubungan sosial atau rasa sayangnya dengan pemiliknya. 

Baca Juga: Sebesar Kucing, Dua Spesies Baru Tupai Terbang Ditemukan di Himalaya