Ahli Penyakit Dalam RSDC Wisma Atlet: Varian Delta Bukan Satu-satunya Penyebab Lonjakan Kasus

By Sheila Respati, Sabtu, 3 Juli 2021 | 21:02 WIB
Ilustrasi virus corona yang menyerang organ tubuh. (Pixabay)

Nationalgeographic.co.id – Kasus pasien terkonfirmasi positif Covid-19 melonjak. Masuknya virus corona varian delta (B.1.617.2) yang pertama kali ditemukan di India ditengarai menjadi penyebabnya.

Meski demikian, dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan penyakit dalam Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, dr Andi Khomeini Takdir, Sp PD, (K-Psi) mengatakan varian delta tidak menjadi faktor satu-satunya.

Menurutnya, penurunan kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan juga menjadi faktor pemicu lonjakan. Oleh sebab itu, ia mengimbau masyarakat untuk kembali meningkatkan kewaspadaan dan kedisiplinan. Dengan begitu, apapun varian virus yang beredar, penularan dapat dihindari.

“Kunci dari pencegahannya adalah masker. Masker dua lapis menurut penelitian Centers for  Disease Control and Prevention (CDC) dikatakan mampu meningkatkan proteksi dari 60 hingga 80 persen menjadi 90 persen,” terangnya dalam webinar Dialog Produktif yang diselenggarakan KPCPEN dan disiarkan FMB9ID_IKP, menurut rilis yang diterima NGI, Sabtu (3/7/2021).

Ia mengatakan, protokol kesehatan dapat menjadi langkah untuk mencegah sakit. Dengan tidak semakin bertambahnya pasien, kapasitas rumah sakit tidak akan penuh. Tenaga kesehatan pun tidak akan kelelahan merawat pasien seperti saat ini.

“Harapannya pengetahuan mengenai masker itu tidak hanya sekadar diketahui tetapi juga dipakai dan dijadikan kebiasaan,” tambahnya.

Baca Juga: Empat Varian Covid-19 Ada di Jakarta, Perlukah Dosis Vaksinasi Ketiga?

Dokter Andi mengatakan, saat ini vaksinasi telah berjalan tetapi masyarakat tak boleh lengah. Pasalnya, vaksinasi saat ini belum mencapai target untuk terciptanya herd immunity.

Saat ini, menurutnya, edukasi mengenai protokol kesehatan sudah berjalan. Namun, ia juga berharap terdapat evaluasi juga mengenai jumlah masyarakat yang melaksanakan anjuran protokol kesehatan.

Menambahkan pendapat dr Andi, aktor sekaligus presenter Ben Kasyafani yang turut hadir dalam webinar tersebut mengajak masyarakat untuk menfokuskan energi dan pikiran pada penyelesaian pandemi Covid-19.

Sebagai informasi, Ben Kasyafani juga merupakan penyintas Covid-19. Dirinya terpapar pada November 2020.

“Mulailah mencari informasi mengenai Covid-19 yang benar agar  kita bisa cepat mencari solusinya,” tambah Ben.

Pilih isolasi mandiri bila gejala ringan

Seperti diketahui, saat ini akses pasien Covid-19 untuk memperoleh perawatan di rumah sakit semakin sulit.

Baca Juga: Studi Baru: Ada Jaringan Otak yang Hilang dari Para Penyintas COVID-19

Hal ini disebabkan oleh lonjakan jumlah pasien yang cukup siginifikan yang membuat bed occupancy rate (BOR) ikut menanjak. BOR adalah persentase keterisian tempat tidur di rumah sakit.

Untuk mengurangi beban rumah sakit, pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang memiliki gejala ringan diminta untuk terlebih dulu melakukan isolasi mandiri di rumah. Bagi pasien yang ingin memulihkan kesehatan di rumah, dr Andi memberi beberapa anjuran.

Pertama, pasien diwajibkan menggunakan masker selama isolasi mandiri. Apabila anggota keluarga yang lain negatif, pasien diharuskan memisahkan diri dan memastikan kamar yang ditempati selama isolasi memiliki jendela yang terbuka.

Kedua, pasien harus memastikan dirinya memperoleh asupan makanan dengan gizi seimbang. Anggota keluarga dapat memberi semangat kepada pasien apabila nafsu makan menurun.

“Kalau di rumah sakit, ada dokter dan perawat yang mendukung. Saat di  rumah, keluarga harus menjadi pendukung agar selera makan pasien tetap terjaga,” kata dr Andi.

Anjuran ketiga dan terpenting, menurut dr Andi, pasien tidak boleh mendiagnosis dirinya sendiri. Apabila memungkinkan, usahakan untuk berkonsultasi dengan dokter.

Baca Juga: Penggunaan Ivermectin sebagai Obat COVID-19 Sedang Diuji oleh Oxford

“(Terlebih) apabila gejala semakin berat, konsultasikan dengan dokter,” katanya.

Sebagai penyintas Covid-19, Ben Kasyafani memberikan satu tips lagi, yaitu berpikir positif.

“Saat terkonfirmasi positif, anak dan istri negatif. Jadi, saya memisahkan diri. Total saya isolasi mandiri selama 20 hari di kamar sendiri. Bagi yang menjalani isolasi mandiri, kita harus terus berpikir positif,” ujarnya.

Ben juga menyarankan pasien Covid-19 menelaah dulu informasi yang diterima terkait penyakit yang dideritanya tersebut. Informasi sebaiknya dipastikan valid.