Lewat Tinja, Ahli Singkap Perubahan Hidup Bangsa Maya di Masa Lalu

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Senin, 5 Juli 2021 | 17:00 WIB
Dewa Matahari Suku Maya diperlihatkan sebagai manusia hiu. Ini adalah salah satu bentuk penyamarannya (Zika Zakiya)

Stanol tinja juga menyingkap bahwa populasi Maya di kawasan Laguna Itza menurun akibat kekeringan dalam tiga periode yakni sekitar 90-280 masehi, sekitar 730-900 masehi, dan selama kekeringan yang dicermati dengan baik sekitar 1350-950 SM.

“Penelitian ini seharusnya membantu para arkeolog dengan menyediakan alat baru untuk melihat perubahan yang mungkin tidak terlihat dalam bukti arkeologis," kata Benjamin Keenan, penulis pertama laporan itu.

"Karena bukti tersebut mungkin tidak pernah ada atau mungkin telah hilang atau hancur.”

“Dataran rendah Maya tidak begitu baik untuk melestarikan bangunan dan catatan kehidupan manusia lainnya karena lingkungan hutan tropis," tambahnya.

Hasil lainnya, Keenan dan tim mengungkap bahwa masyarakat Maya mungkin telah beradaptasi dengan masalah lingkungan, seperti hilangnya nutrisi tanah dengan menggunakan teknik yang menggunakan kotoran manusia sebagai pupuk tanaman.

Lantaran, berdasarkan jumlah stanol tinja yang diteliti, jumlahnya relatif rendah ketika berada di endapan pinggiran danau. Jumlahnya yang relatif rendah ini seiring dengan temuan arkeologis bahwa jumlah populasi sedang tinggi-tingginya.

Mereka menyimpulkan bahwa tinja manusia yang dijadikan pupuk membuatnya tidak terbawa ke danau.

Baca Juga: Monumen Tertua dan Terbesar Peninggalan Suku Maya Terungkap