Sejumlah Pakar Buka Suara soal Kondisi 'Panic Buying' Susu Bear Brand

By Utomo Priyambodo, Senin, 5 Juli 2021 | 21:54 WIB
Tangkapan layar video kondisi panic buying susu Bear Brand di sebuah supermarket. (Screenshot video medsos/Twitter @ezash)

Nationalgeographic.co.id—Beberapa hari ini berseliweran video yang menunjukkan beberapa orang berebut membeli susu bermerek Bear Brand di sebuah supermarket di Indonesia. Kemudian ada juga laporan bahwa beberapa penjual online mulai menjual susu tersebut dengan harga tak wajar. Ada yang menjualnya dengan harga Rp50.000 per kaleng kecil (189 mililiter) susu Bear Brand.

Kondisi panic buying ini terjadi karena ada rumor bahwa susu Bear Brand dapat mengobati penyakit COVID-19. Meskipun rumor tersebut terlalu tidak logis, sejumlah pakar merasa perlu buka suara untuk menanggapi rumor tak bertanggung jawab tersebut. Salah satu ilmuwan yang turut buka suara adalah Dr. Faheem Younus, MD, dokter sekaligus pakar kesehatan dari Amerika Serikat.

Dalam salah satu cuitan di akun Twitternya, Younus mengunggah gambar susu Bear Brand. "Susu ini (Bear Brand), atau vitamin, atau ivermectin tidak memiliki peran dalam pengobatan COVID." tulis Younus dalam cuitan di akun Twitternya itu.

Ada pula pakar dari dalam negeri juga turut mengomentar panic buying susu Bear Brand di Indonesia. Dr. Epi Taufik, Kepala Divisi Teknologi Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Tekologi, Peternakan Fakultas Peternakan IPB, menegaskan bahwa "susu bukanlah obat atau vaksin." Susu adalah bahan pangan. "Sebagaimana bahan pangan lainnya, susu merupakan sumber nutrisi bagi tubuh untuk menjaga proses metabolisme normal termasuk mencegah inflamasi juga meningkatkan imunitas tubuh," ujar Epi Taufik dalam keterangan pers tertulisnya.