Hasil studi mereka ini terbit di jurnal Scientific Reports pada 30 Juni 2021. Judul laporan mereka adalah "Tropical deforestation induces thresholds of reproductive viability and habitat suitability in Earth’s largest eagle".
Dalam studi ini para peneliti merujuk ke peta dan Google Earth untuk menghitung tingkat deforestasi di Area Amazon, khususnya di area dengan radius tiga hingga enam kilometer di sekitar sarang-sarang elang harpy. Hasilnya, mereka mampu mengidentifikasi 306 mangsa di sarang-sarang tersebut. Hampir 50 persen di antaranya adalah kungkang berjari dua, monyet berbulu abu-abu, dan monyet capuchin cokelat.
Baca Juga: Rahasia Penglihatan Elang yang Menjadikannya Sebagai Predator Ulung
Selain itu, hasil pengamatan mereka juga menemukan bahwa elang harpy di daerah gundul tidak beralih ke mangsa pengganti. Mereka lebih jarang mengirimkan mangsa berbasis kanopi dan dengan bobot mangsa yang terhitung lebih kecil. Di lanskap dengan tingkat deforestasi sebesar 50 persen sampai 70 persen, tiga elang mati karena kelaparan. Lebih dari itu, tidak ada sarang yang ditemukan di lokasi yang memiliki deforestasi lebih dari 70 persen.
Para peneliti juga menetapkan bahwa daerah dengan tingkat deforestasi lebih dari 50 persen tidak layak bagi elang harpy untuk berhasil membesarkan keturunannya. Mereka juga memperkirakan bahwa sekitar 35 persen dari Mato Grosso utara sudah tidak layak untuk membiakkan elang harpy.
Baca Juga: Elang Jawa, Fakta Sains sampai Mitos Penjelmaan dari Garuda
Para peneliti menyimpulkan bahwa karena kelestarian elang harpy bergantung pada makanan tertentu. Karena mereka jarang berburu di lokasi yang gundul, kelangsungan hidup elang harpy jelas bergantung pada konservasi hutan.
American Bird Conservancy menggambarkan elang harpy sebagai "raptor terbesar dan paling kuat di Amerika," bahkan lebih besar dari elang emas. Namanya berasal dari harpy mitologi Yunani, monster berbentuk burung dengan wajah manusia. Spesies elang ini mengilhami desain untuk karakter Fawkes the Phoenix dalam film Harry Potter yang terkenal dan merupakan burung nasional Panama.
Baca Juga: Tentang Sampah Plastik yang Menggantung di Sarang Burung Elang Paria
Selain itu, elang harpy pernah ditemukan dari Meksiko selatan melalui Amerika Tengah dan Selatan. Namun sayangnya, mereka telah punah dari banyak tempat di mana mereka pernah muncul.
Menurut Bennett Hennessey, yang memimpin Brazil Conservation Program dari ABC, dia telah berbicara dengan para pemburu yang telah membunuh elang harpy karena penasaran. Dia menambahkan, tidak seperti banyak raptor besar lainnya, elang harpy biasanya duduk di tempat dan membiarkan manusia mendekati mereka. Karena mereka tidak takut pada manusia, dengan demikian mereka jadi mudah dibunuh.
Baca Juga: Penemuan Mengejutkan, Amazon Sudah Jadi Sumber Pencemar Udara di Dunia