Sebagai informasi, Ka'aper adalah seorang penulis dan pendeta yang memiliki peran resmi, tetapi tidak terlalu tinggi. Dalam patung kayu, Ka’aper ditampilkan sebagai pria gemuk, mungkin mencerminkan statusnya yang kaya. Matanya bertatahkan kalsit, batu kristal dan batu hitam, digariskan dengan tembaga, meniru riasan mata.
Mata yang indah dan fitur wajah patung kayu Ka’aper menambah kualitas dan membuat terasa hidup. Diukir dari kayu sycamore, patung itu bertahan dengan sangat baik. Salah satu elemen yang tampaknya telah hancur adalah lapisan terluar yang awalnya diplester dan dicat.
Patung Ka’aper diiwakili dalam pose melangkah, dengan kaki kirinya ke depan, dan memegang tongkat (sekarang diganti dengan salinan) di tangan kirinya. Tingkat realisme subjek yang diwakili sangat mengesankan dan kontras dengan idealisme ekstrim di mana raja dan anggota keluarga kerajaan digambarkan.
Baca Juga: Catatan Rahasia Isaac Newton tentang Piramida dan Prediksi Hari Kiamat
Ada cerita unik mengapa patung kayu Ka’aper memiliki julukan lain yaitu Sheikh el-Balad. Ya, ternyata, setelah patung Ka’aper ditemukan oleh para pekerja di penggalian Mariette, sosok itu memiliki kemiripan yang begitu mencolok dengan walikota kota mereka. Sehingga patung Ka’aper diberi nama Sheikh el-Balad.
Julukan Sheikh el-Balad ini memiliki arti walikota atau pemimpin kota dalam bahasa Arab. Di samping sosok di mastaba ini, terdapat pula patung seorang wanita yang juga diukir di kayu. Patung tersebut diyakini sebagai istri Ka'aper.
Kini, patung Ka'aper menjadi salah satu patung kayu terkenal yang menjadi sorotan. Patung ini kemudian disimpan di Museum Mesir di Kairo, Mesir.
Baca Juga: Temuan Makam Ungkap Kehidupan Pekerja Piramida di Mesir Kuno