Tidak ada orang di negara maju yang tidur dengan cara ini sekarang, setidaknya tidak secara sengaja. Kita masuk ke tempat tidur pada waktu yang cukup tetap, sendirian atau bersama pasangan, di atas kasur empuk berlapis seprei dan selimut. Tidur kita tiap malam rata-rata sekitar satu setengah jam lebih sedikit daripada satu abad lalu. Sebagian penyebab epidemi insomnia atau penyakit sukar tidur mungkin hanya karena kita tidak memerhatikan biologi kita. Irama tidur alami remaja adalah bangun siang—tetapi mereka sudah masuk sekolah sebelum pukul 8. Pekerja shift malam yang tidur di pagi hari menentang irama purba dalam tubuhnya yang menyuruhnya terjaga untuk berburu atau meramu ketika langit bermandi cahaya. Namun, dia tak punya pilihan.
Kita membahayakan diri jika menentang kekuatan ini. Charles Czeisler dari Harvard menjelaskan bahwa tidak tidur selama 24 jam atau hanya tidur lima jam setiap malam selama seminggu setara dengan tingkat alkohol darah 0,1 persen. Namun, etika bisnis modern malah membanggakan hal itu. "Kita tak akan pernah berkata, "Orang ini pekerja yang hebat! Dia mabuk sepanjang waktu!'" Demikian tulis Czeisler dalam artikel Harvard Business Review tahun 2006.
Mulai tahun 2004, Czeisler menerbitkan serangkaian laporan dalam jurnal medis berdasarkan penelitian yang dilakukan kelompoknya pada 2.700 dokter residen tahun pertama. Para pria dan wanita muda ini bekerja shift yang lamanya mencapai 30 jam, dua kali seminggu. Penelitian Czeisler mengungkapkan risiko kesehatan masyarakat yang sangat besar yang diakibatkan kurang tidur ini. "Kami mendapati bahwa satu dari lima dokter residen tahun pertama mengaku melakukan kesalahan yang terkait kelelahan yang mengakibatkan pasien cedera," katanya kepada saya pada musim semi 2009. "Satu dari 20 mengaku melakukan kesalahan yang terkait kelelahan yang mengakibatkan kematian pasien." Ketika Czeisler menerbitkan informasi ini, dia mengira rumah sakit akan berterima kasih padanya. Sebaliknya, malah banyak yang "memasang benteng". "Saya yakin suatu hari nanti orang kelak menganggap kebiasaan ini sebagai praktik barbar."
Sekarang mari kita bahas soal tidur siang. Waktu tidur siang tradisional sesuai dengan penurunan alami ritme sirkadian setelah makan siang. Penelitian juga menunjukkan bahwa orang yang tidur siang sebentar umumnya lebih produktif dan bahkan mungkin memiliki peluang lebih kecil untuk kena serangan jantung. Bangsa Spanyol-lah yang membuat tidur siang terkenal. Sayangnya, jarak antara rumah dan kantor orang Spanyol sekarang tidak cukup dekat untuk pulang dan tidur siang. Sebaliknya, sebagian malah menggunakan waktu istirahat untuk berlama-lama makan siang dengan teman dan kolega. Setelah menghabiskan waktu dua jam untuk makan siang, pekerja Spanyol kembali bekerja hingga pukul tujuh atau delapan. Setelah itu pun, mereka tidak selalu pulang ke rumah. Mereka malah keluar untuk minum-minum atau makan malam, acara utama TV mereka baru saja berakhir.!break!
Akhir-akhir ini Spanyol mulai menganggap serius masalah kurang tidur ini. Kini, polisi menanyai pengendara yang terlibat kecelakaan serius, berapa lama mereka tidur malam sebelumnya. Dan baru-baru ini pemerintah memperpendek jam kerja para pegawainya agar mereka pulang ke rumah lebih awal.
Yang memotivasi Spanyol mengambil tindakan ini bukanlah tingkat kecelakaan—termasuk yang tertinggi di Eropa Barat—tetapi produktivitas mereka yang tidak berkembang. Orang Spanyol menghabiskan lebih banyak waktu di tempat kerja, tetapi produktivitasnya lebih rendah daripada sebagian besar tetangga Eropa-nya. "Lama bekerja tak sama dengan menyelesaikan pekerjaan," tulis Ignacio Buqueras y Bach, seorang pengusaha berusia 68 tahun yang memimpin upaya agar orang Spanyol tidur lebih awal, melalui surat kabar di Madrid baru-baru ini.
Pada 2006, komisi yang dibentuk Buqueras untuk mengubah hal ini menjadi bagian pemerintah Spanyol. Dua tahun kemudian, saya mendapat kesempatan untuk menghadiri salah satu rapat komisi ini di gedung samping Congreso de los Diputados, majelis rendah Spanyol. Kalangan atas Spanyol modern berbicara tentang kecelakaan akibat pekerja yang lelah, beban ganda perempuan Spanyol akibat jam kerja yang panjang dan tugas rumah tangga, serta anak-anak yang tak mendapat haknya untuk tidur sepuluh sampai dua belas jam sehari.
Buqueras menghidupkan suasana, dia menyuruh pembicara menyampaikan pendapatnya "sesingkat telegram". Tapi, lampu redup dan udara hangat. Di kalangan peserta terlihat beberapa kepala mulai merosot ke dada, kemudian terangkat kembali saat mereka melawan kantuk, kemudian matanya semakin tertutup, kertas agenda rapat jatuh ke pangkuan, mereka mulai melunasi utang tidur negara mereka.