Menaklukkan Sebuah Gua Tak Berujung

By , Selasa, 28 Desember 2010 | 15:27 WIB

Clarky menjadi orang berikut yang memanjat tali,  kemudian berteriak kepadaku, kata-katanya memantul di dalam gua: "Nah, kamu mau naik atau bagaimana? "

Di puncak Tembok Besar Vietnam kami benar-benar dapat melihat cahaya di ujung terowongan dan mulai berteriak sekeras mungkin. Setelahnya, anggota ekspedisi yang lain memberitahu kami bahwa teriakan kami terdengar lebih dari satu kilometer jauhnya di gua. Pengukuran yang dilakukan di puncak dinding menunjukkan bahwa jarak dari dasar Passchendaele ke langit-langit hampir 200 meter tingginya. Kini hanya kami bertiga yang melakukan penjelajahan. Tidak ada seorang pun manusia yang pernah ke sini sebelumnya. Kami meluncur turun di bagian belakang Tembok Besar itu dan mulai menaiki tangga batu menuju pintu keluar.!break!

"Coba kalian lihat ini!" Seru Clarky, berlutut di samping sebuah kolam kering. Sweeny dan aku berjongkok di sekelilingnya. Di dalam kolam renang, diterangi oleh lampu helm kami, tampak mutiara gua.

Mutiara gua terbentuk ketika setetes air dari langit-langit menghantam lantai batu kapur dan memecahnya menjadi butiran-butiran kecil. Butiran ini bertubrukan di dalam cangkir kecil batu setiap kali setetes air menghantamnya. Setelah proses selama ribuan tahun, terciptalah mutiara kalsit berbentuk hampir bulat sempurna.

Mutiara gua cukup langka dan di kebanyakan gua berukuran tidak lebih besar dari kelereng. Mutiara gua di dalam gua ini sebesar ukuran bola baseball, lebih besar dari mutiara mana pun yang pernah dilihat penjelajah gua lainnya. (Ukuran mereka yang luar biasa mungkin disebabkan karena jarak jatuh air dari langit-langit yang sangat tinggi.)

"Dengan ini saya membaptis lorong ini sebagai Pearl Harbor," ujar Clarky mengumumkan.

Dua puluh menit kemudian kami kembali mendaki dan keluar dari gua. Hujan deras turun membasahi hutan. Kami membuka jalan cukup jauh ke dalam hutan agar bisa melihat cakrawala dan menentukan bahwa ini bukan hanya sekadar lubang langit lainnya tetapi kami telah menemukan ujung Hang Son Doong. Sweeny dan Clarky terlalu rendah hati untuk dengan terbuka menyatakan bahwa kami baru saja menyelesaikan penjelajahan pertama melalui lorong yang mungkin menjadi gua terbesar di seluruh dunia.