Padu Padan Anjing

By , Jumat, 27 Januari 2012 | 15:39 WIB

Sore pertengahan Februari di New York City itu tidaklah terlalu dingin, tetapi lobi Hotel Pennsylvania dipadati mantel bulu.Tepatnya, “mantel” bulu para peserta dalam acara temu anjing paling elite di dunia, yang diadakan setiap tahun, sehari sebelum pameran anjing Westminster Kennel Club.!break!

Besok, anjing-anjing terhebat Amerika dari 173 ras akan memperebutkan gelar terbaik di Madison Square Garden di seberang jalan. Tetapi, hari ini lebih berupa ajang bergaul bagi makhluk berkaki empat, sementara para majikan mengantre untuk check-in di hotel resmi lomba.

Dengan mata sayu, seekor basset hound memandang anjing terrier yang hiperaktif di balik troli koper. Sepasang anjing Rhodesian ridgeback berotot, dengan tali kerah dari kulit yang serasi, berhenti sejenak untuk menyapa anjing Pyrenean shepherd yang berbulu lebat.

Keragaman tampak di lobi hotel—aneka ukuran tubuh, bentuk kuping, panjang mon­cong, dan kebiasaan menyalak yang mengagumkan. Untuk alasan praktis maupun iseng, anjing telah berevolusi dengan bantuan manusia menjadi hewan yang paling beragam di bumi—prestasi yang mencengangkan, menimbang bahwa sebagian besar dari 350-400 ras anjing yang ada sekarang baru muncul dua abad yang lalu.

Para pembiak mempercepat laju normal evolusi, dengan cara memadukan sifat dari beberapa anjing yang berlainan, lalu menonjolkannya dengan membiakkan keturunan yang paling jelas menampilkan sifat yang diinginkan.

Misalnya, untuk membuat anjing yang cocok untuk menyudutkan berang-berang, diduga bahwa para pemburu Jerman pada abad ke-18 dan ke-19 mengawinkan anjing pemburu—kemungkinan besar basset hound, anjing pribumi Prancis—dan anjing terrier, menghasilkan variasi baru anjing berkaki pendek dan bertubuh bundar, agar anjing itu dapat mengejar mangsanya ke dalam mulut sarang: demikianlah terciptanya anjing tekel, atau dachshund, “anjing berang-berang” dalam bahasa Jerman.

Kulit lentur jadi mekanisme per­tahanan, sehingga dapat menghadapi gigitan gigi tajam tanpa cedera berarti. Ekor yang panjang dan mantap membantu pemburu me­nariknya dari sarang hewan, sementara si anjing menggondol berang-berang.!break!

Para pembiak tentu tak terpikir bahwa saat menciptakan anjing baru seperti ini, mereka sebenarnya mengutak-atik gen yang me­nentu­kan anatomi. Para ilmuwan sejak masa itu ber­asumsi bahwa di balik keragaman bentuk tubuh anjing, terdapat keragaman genetika yang sama luasnya. Namun, ledakan dalam penelitian genom anjing baru-baru ini menghasilkan ke­simpulan yang ternyata bertentangan: Mosaik bentuk, warna, dan ukuran anjing terutama di­tentukan oleh perubahan pada segelintir area gen.

Perbedaan antara tubuh kecil anjing tekel dan tubuh besar anjing Rottweiler tergantung pada urutan satu gen saja. Ini juga berlaku untuk setiap ras dan hampir semua sifat fisik.

Dalam proyek CanMap, para peneliti mengumpulkan DNA dari 900 lebih anjing yang mewakili 80 ras, juga dari anjing liar seperti serigala abu-abu dan anjing prairi. Mereka menemukan bahwa ukuran tubuh, panjang bulu, jenis bulu, bentuk hidung, posisi kuping, warna bulu, dan sifat lain yang bersama-sama membentuk penampilan suatu ras dikendalikan oleh kira-kira 50 variasi ge­ne­tis.

Perbedaan antara kuping yang tegak dan terkulai ditentukan oleh satu daerah gen dalam kromosom anjing 10, atau CFA10. Kulit kerut merut yang dimiliki oleh anjing sharpei berasal dari area lain, yang disebut HAS2. Jalur bulu tegak pada punggung anjing Rhodesian ridgeback? Itu dari perubahan CFA18. Ubah beberapa gen,  maka anjing tekel pun menjadi Doberman, setidaknya penampilannya.

“Pola yang muncul,” kata Robert Wayne, ahli biologi di UCLA, “adalah bahwa keragaman anjing domestik berasal dari seperangkat kecil alat genetika.”!break!

Laporan media tentang gen untuk rambut merah, alkoholisme, atau kanker payudara mem­bentuk kesan keliru bahwa sebagian besar sifat genetis hanya diatur oleh satu atau beberapa gen. Tetapi, genetika yang rapi pada morfologi anjing sebenarnya sangat langka.

Di alam, sifat fisik atau keadaan penyakit biasanya merupakan hasil interaksi kompleks antara banyak gen, yang masing-masing berperan kecil. Misalnya, tinggi tubuh manusia ditentukan oleh interaksi sekitar 200 daerah gen. Jadi, mengapa anjing begitu berbeda? Me­nurut para peneliti, jawabannya terletak pada sejarah evolusinya yang tidak biasa.

Anjing adalah hewan yang paling awal didomestikasi, proses yang dimulai antara 20.000 dan 15.000 tahun yang lalu, kemungkinan saat serigala abu-abu mulai mengais makanan di sekitar per­mukiman manusia. Para pakar anjing ber­beda pendapat tentang seberapa aktif peran yang dimainkan manusia pada langkah be­rikut­nya, tetapi pada akhirnya hubungan anjing dan manusia menjadi hubungan saling menguntungkan, seiring kita mulai memanfaatkan anjing untuk berburu, menjaga, dan menemani.

Terlindung dari seleksi alam di alam liar, anjing semi-domestik tumbuh makmur meskipun memiliki mutasi genetis yang merugikan—misalnya kaki pendek—yang tentunya akan tersingkir dalam populasi alam liar yang lebih kecil.

Ribuan tahun kemudian, para pembiak me­manfaatkan bahan mentah yang beragam itu saat mulai menciptakan ras-ras modern. Mereka cenderung mengambil sifat-sifat yang diinginkan dari berbagai ras—atau berusaha me­replikasi mutasi pada satu ras dengan cepat—untuk mendapatkan anjing yang diinginkan. Mereka juga menyukai kebaruan, karena jika jalur keturunan anjing yang muncul lebih khas, lebih mungkin pula jalur itu mendapat pe­ngakuan resmi sebagai ras baru.

Pemilihan artifisial seperti itu cenderung menyukai gen satu-satu yang berdampak besar, agar sifat­nya dapat diperbaiki lebih cepat daripada se­kelompok gen yang berdampak kecil. Informasi baru ini membantu kalangan ilmuwan untuk memahami gangguan genetis pada manusia.

Sekarang sudah ada lebih dari seratus penyakit anjing yang berhasil dipetakan pada mutasi gen tertentu—sebagian besar penyakit itu muncul juga pada manusia. Untuk setiap penyakit, mungkin ada beragam mutasi yang dapat menimbulkan risiko penyakit pada anjing, sama seperti pada manusia.

Tetapi, karena anjing telah dipilah secara genetis men­jadi ras-ras yang dikembangkan dari sedikit indi­vidu asal, setiap ras punya kelompok gen ber­­masalah yang jauh lebih kecil—biasanya hanya satu atau dua—yang mendasari penyakit itu. Misalnya, peneliti Cornell yang mengkaji penyakit mata degeneratif retinitis pigmentosa—yang menjangkiti manusia maupun anjing—me­nemukan 20 gen anjing yang menyebabkan gangguan itu.!break!

Tetapi, gen penyebab penyakit ini berbeda pada anjing schnauzer dan pada anjing pudel, sehingga para peneliti mendapat petunjuk spesifik tentang perkiraan letak gen serupa pada manusia.

Singkat kata, saat pembiak zaman Victoria membentuk anjing sesuai selera, mereka juga mem­bentuk populasi-populasi yang terisolasi secara genetis, tanpa menyadari betapa ber­manfaatnya hal itu bagi para ilmuwan masa depan. Potensi manfaatnya sangat berlimpah bagi penelitian kanker—beberapa jenis tertentu dapat muncul pada hingga 60 persen populasi dalam beberapa ras anjing, tetapi hanya satu pada setiap 10.000 manusia.

“Kami yang melakukan analisis genetikanya,” kata Elaine Ostrander, yang mempelajari pe­nyakit dan evolusi anjing di National Human Genome Research Institute di National Institute of Health. “Tetapi para pembiaklah yang me­lakukan kerja lapangannya.”

Satu kategori sifat yang sejauh ini kebal ter­hadap analisis CanMap adalah perilaku. Hingga saat ini baru ada satu gen perilaku mutan yang berhasil diidentifikasi: versi anjing untuk gen gangguan obsesif-kompulsif pada manusia, yang dapat menyebabkan anjing dober­man mengisap bulunya sendiri secara obsesif sampai berdarah.

Ciri-ciri yang lebih umum seperti kesetiaan, kegigihan, atau naluri menggembala jelas memiliki dasar genetis. Tetapi, ini juga dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, dari gizi anjing hingga kehadiran anak di rumah, sehingga sifat ini sulit dikuantifikasi secara teliti untuk dikaji.

Meskipun demikian, “peluang kita memahami perilaku anjing mungkin sebesar, atau lebih besar, daripada perilaku hewan lain,” kata Bustamante di Stanford. Ia mengingatkan, lagi pula ada jutaan penggemar anjing di dunia yang bersedia dan bersemangat membantu.