Napak Tilas Para Rasul

By , Jumat, 24 Februari 2012 | 14:47 WIB

Di kota Parur, India, lantai batu yang mengilap di gereja tua Kottakkavu tampak kemilau sehingga mampu memantulkan hiasan altar berwarna merah tua, hijau pinus, dan keemasan layaknya kolam pantul. Di sekitar hiasan altar tampak lukisan awan berarak di langit biru. Patung-patung kecil berdiri tegak di ceruk yang diterangi cahaya biru laut dari belakang.

Di atas permadani tampak seorang wanita bersari biru berkerudung ungu, berlutut, dengan kedua siku di sisi tubuhnya dan kedua tangan terbuka ke atas. Di gereja sebelah yang lebih besar dan lebih baru, sepotong tulang pucat yang ukurannya tidak lebih besar daripada jempol disimpan dalam guci emas tempat menyimpan jenazah orang suci. Secarik label menerangkan bahwa potongan tulang itu milik St. Tomas. Konon, di tempat itulah Tomas mendirikan gereja Kristiani pertama di India pada 52 M.

Di Parur dan tempat lain di Kerala, hewan khas India, tanaman merambat, dan tokoh mitos menghiasi bagian depan dan interior gereja: gajah, babi hutan, burung merak, katak, dan singa yang mirip ular naga; menunjukkan ciri khas rumah ibadat Kristiani yang kaya detail dan jelas tidak menampilkan nuansa dunia Barat. Ikon yang dilukis dengan warna terang tampak di mana-mana, menampilkan St. Tomas dan Perawan Maria serta Yesus dan St. George.

Bahkan, umat Hindu pun berdoa untuk St. George, si pembunuh naga, dan percaya bahwa dia melindungi anak-anak mereka dari patukan ular kobra. Penganut Kristiani Tomas di Kerala—seperti penganut Kristiani di tempat lain di Asia, Afrika, dan Amerika Latin—telah menjadikan keimanan itu khas milik mereka, memadukan seni tradisional, arsitektur, dan lambang kehidupan alam setempat.

Maka, patung yang menggambarkan Maria diapit dua ekor gajah yang meneduhi kepalanya dengan pelepah daun palem tampak serasi di kawasan pohon palem di selatan India.

Tomas, atau Tomas yang ragu, julukannya yang terkenal, adalah salah satu dari Dua Belas Rasul, murid-murid yang berkelana se­telah Penyaliban Kristus untuk menyebarkan agama yang baru lahir itu. Tomas diikuti oleh Petrus, Andreas, Yakobus Besar, Yakobus Kecil, Yohanes, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tadeus, Simon—dan Matias, yang menggantikan murid yang dituduh pengkhianat, Yudas Iskariot. Ber­tahun-tahun kemudian, istilah “rasul” dan “apostolik” (diturunkan dari kata Yunani apostolos, atau utusan) diberlakukan bagi orang yang bukan rasul yang 12, yang juga me­nyebar­kan ajaran ini.

Dalam hal Paulus, dia menggunakan gelar rasul atas prakarsanya sendiri karena dia yakin telah melihat Tuhan dan menerima perintah spiritual dari-Nya. Maria Magdalena dikenal sebagai rasul bagi ke-12 rasul karena perannya mengabarkan ke­bangkitan Yesus kepada mereka. Meskipun hanya dua dari empat Evangelis—Matius dan Yohanes—adalah rasul asli, Markus dan Lukas dianggap rasul juga karena pentingnya kiprah mereka dalam menulis Kitab Perjanjian Baru.!break!

Pada tahun-tahun pertama setelah Pe­nyaliban, ajaran Kristiani hanyalah bentuk awal dari sebuah agama baru yang tidak memiliki tata cara peribadatan tertulis, cara melakukan kebaktian, dan nama—para penganut awal hanya menyebutnya sebagai “jalan”. Bahkan juga bukan sekte resmi Judaisme.

Petrus adalah pengkhotbah pertama ajaran Kristiani; dalam buku kelima Perjanjian Baru, kita dapat membaca tentang banyaknya pengikutnya dan mukjizatnya—menyembuh­kan orang cacat, meng­hidupkan orang mati.

Pada masa-masa awal, ajaran ini belum ter­lalu kuat sehingga tidak menarik penguasa Roma untuk mengharamkannya. Penganut Kristiani, yang kemudian menjadi nama panggilan umat ini, lebih sering bertikai dengan sekte te­tangga­nya yang sama-sama Yahudi, bukan dengan Ke­rajaan Romawi.

Martir pertama agama ini, me­nurut Alkitab, adalah St. Stefanus, yang mem­­buat geram masyarakat Yahudi dengan me­nyampaikan bahwa Kristus akan kembali dan menghancurkan Kuil Yerusalem. Setelah dia diadili dengan tuduhan penghujatan, pada sekitar tahun 35, para penuduhnya merajamnya sampai mati, sementara Stefanus memanjatkan doa bagi mereka.

Pada tahun 44, Raja Herod Agrippa I me­menjarakan dan memancung Yakobus Besar, Rasul pertama yang wafat. Pada tahun 64, ketika kebakaran besar di Roma melahap 10 dari 14 pe­rumahan kota, Kaisar Nero menyalahkan pe­nganut Kristiani yang semakin berkembang sebagai penyebab malapetaka itu. Ahli sejarah Roma, Tacitus, menulis: “Banyak sekali yang dihukum, bukan karena menyebabkan ke­bakaran kota, melainkan karena kebencian ter­hadap manusia… Dengan diselimuti kulit binatang buas, mereka dicabik-cabik oleh anjing, dan musnah, atau dipaku ke kayu salib, atau dilemparkan ke kobaran api dan hangus.”

Peristiwa berdarah semacam ini terjadi secara sporadis selama dua abad. Konon 11 dari Dua Belas Rasul wafat sebagai martir. Petrus, Andreas, dan Filipus disalib; Yakobus Besar dan Tadeus tewas di ujung pedang; Yakobus Kecil dipukuli sampai tewas; Bartolomeus dikuliti hidup-hidup, lalu disalib; Tomas dan Matius ditikam dengan tombak; Matias dirajam hingga mati; dan Simon entah disalib atau digergaji menjadi dua.